Friday, September 11, 2020

Norma Sosial, Norma Agama, Norma Anaknya Pak RT....

Selalu senang gembira kalau diingat sama teman-teman lama... atau yg pernah jadi teammates... atau anak buah. Diingat dalam konteks sbg orang yg bisa diajak omong. Kenapa senang? Senang krn berarti mmg gue bukan orang yg judgemental. 

Seperti kemarin. Ada yg tiba2 pop up, said hi... lalu.... "Aku skrg hamil masuk bulan ke-5, mbak."

Padahal dia belum menikah. 

Ya sudah. 

Tidak perlu dibahas kan bapaknya siapa. Nggak usah kepo kalau dia nggak mau cerita. Fokus sm proses kehamilan. Tips & trick sbg yg sudah pernah hamil pada yg newbie (meskipun tnyt rada lupa juga krn sdh 16 thn lalu yaaaa). 

Cukup senang bhw anak ini memilih utk tetap hamil. Dan senang sekali bhw ternyata pacarnya bersedia menempuh perjalanan panjang utk bertanggung jawab: saat ini sedang menjalani sidang izin poligami. 

Di luar cerita kehamilan itu, sepertinya memang banyak hal2 yg sdh bergeser dalam hidup kita ya. Kemarin sempat ada diskusi ringan dan lucu selewatnya, tentang anak skrg yang pilihannya begitu banyak... sampai kadang yg dipilih sangat random. 

Ya nggak? 

Dulu sih kayaknya setiap anak cuma punya pilihan untuk sekolah-kerja-menikah-punya anak. Seragam semua. Sekolah pun hanya itu2 saja. Kerja juga bidangnya itu2 saja. Ya... seiring berjalannya waktu, sesuatu yg sama menimbulkan kebosanan. Termasuk bahwa being ordinary is boring. 

Keren bahwa lalu banyak anak muda yg menjadi unordinary dgn gebrakannya masing2. Ada yg masih muda banget bisa sukses mengelola start up. Ada yg pinter banget punya ide jualan barang yg kelihatan remeh tp tnyt penting dan laku banget, macam cilok.... 

Kehidupan sosial juga bergeser. Jarang ada anak skrg yg mikir akan menikah segera setelah dapat pekerjaan. Beli rumah? Hmm.... Gaji lebih menarik ditabung untuk jalan2. Nggak segera menikah bukan karena nggak laku lho. Pacar punya... tp ya itu... lbh seru traveling the world ketimbang settle down. Katanya sih gitu....

Setuju atau nggak? 

Krn gue bukan orang yg judgemental, ga bisa bilang setuju atau nggak, krn semua balik lagi ke tujuan hidup orang yg menjalani. Seharusnya semua orang bebas memilih apa pun jalan yg dia mau tempuh, asal nggak menyusahkan orang lain. Gue juga bukan orang suci. Dalam perjalanan hidup gue, beberapa kali gue pilih jalan yg gue tahu nggak betul. Gue punya alasan sendiri untuk itu. Jadi yaaa... gue rasa setiap orang merdeka menentukan arah hidup dan proses yg mereka pilih utk hidup di dunia. Gue hanya bisa mendoakan spy nggak lupa pada norma sosial, dan yg utama norma agama. Implementasi bebas lah.... Sing penting sehat, kuat, dan selamat dunia akhirat. Aamiiin. 


No comments: