Thursday, March 31, 2005

Jengkel Banget Nggak Ketulungan

G (Gue) : Kok judul acaranya diganti sih?
EC (EDITOR CULUN!!!!): Lho, judulnya bukannya itu?
G : Bukan. Judul di press release bukan itu.
EC: Panjang amat.
G : Ya memang mereka buat acaranya gitu.
EC: Potong aja judulnya.
G : Udah gila? Ntar kita disangka goblok gak bener nulisnya....
EC: Di kompas juga dipotong kok judulnya.
G : Ya berarti gak bener dong! Judul acara kok diganti.
EC: Kan nggak apa2, kompas aja gitu.
G : Ya udah lo suruh aja wartawan kompas yg nulis artikel.
EC: Lho kok gitu??
G : Pokoknya kalo loe potong judulnya, hapus nama gue dari artikel itu.
EC: Loe gitu aja marah.
G : Awas kalo seluruh Indonesia nyangka gue tolol gara2 loe main potong.

Tuesday, March 29, 2005

Aria dan Singapura

Duh, tadi udah nulis panjang2, cerita soal jalan2 bareng Aria di Singapore... cerita di jalan yg seru... lho kok ndak bisa??? Ya sudahlah.

Pendek kata, jalan2 ke Sing berlangsung sukses dan menggembirakan. Aria dgn mata sipitnya fit in bgt deh di sana.

And it was nice to meet you.


PS: Thanks for the b'day wish ya Bu Syl & Tante Atta.

Thursday, March 24, 2005

Asyiiiiiik....

Ga sabar menanti hari esok.

Wednesday, March 23, 2005

If Only You Were There

I was at Julian Opie opening party last night.
The percussion, pit stop movie, and all that.
And Julian himself was filming us.
The ambience was so you. You might like it a lot.

Monday, March 21, 2005

Ngamplok Simbok

Ok. Gue mungkin memang patut 'dihukum'. Setelah senin-jumat pulang malem melulu, hr minggu kemarin Aria unjuk gigi.

Pas waktu dia tidur siang jam 12-an gitu, dia mulai rewel dan nangis njempling2. Aria nangis keras? Duh ampun ini memang kejadian jarang banget. Nyokap dan susternya aja sampe bingung. Tangisnya baru brenti setelah gue gendong. Kepalanya di bahu gue, lengannya melingkar di leher gue. Aria memang udah lama banget nggak mau digendong a la bayi dgn kepala di lengan gue.... Dah. Diem deh dia. Mulai ketawa2 lagi. Aman? Belum. Setiap mau ditaruh dia pasti langsung mewek dan nangis lagi. Gue pikir dia haus atau lapar. Tp dikasih minum juga nggak mau. Ya udah, jadi kesimpulannya posisi gendong bahu harus dipertahankan. Akhirnya Aria tidur. Gue dah girang aja krn pas dia merem itu bahu gue dah puegeeeeeeelll banget, jd maunya segera gue pindahin ke baby box. Apa daya, begitu ditaruh dia langsung nangis -biarpun masih merem. Memilukan gitu lho. Jangankan ditaruh, dipindah ke bahu kanan aja nggak mau. Digendong suster juga nggak mau, gendongan eyang nggak laku. Padahal selama ini Aria nggak hobi gendong. Minum susu aja biasanya duduk di ayunan atau bouncer. Nggak tau ya, kemarin itu dia kenapa ya. Yg penting sesiang kemarin itu Aria puas deh ngamplok simbok.

Untung setelah itu Aria tenang lagi. Lumayan deh hampir 2 jam-an mbopong bayi 7 kg ke mana2. Sorenya sih Aria dah ketawa2 lagi biasa. Duh nak....

Tuesday, March 15, 2005

Aku dan Malaikat Kecilku

Kumatikan mesin mobil, kututup garasi dan pagar. Setelah melepas sepatu aku masuk rumah. Pengasuh anakku tampak di depan televisi. Sudah pukul sembilan.

"Dia sudah tidur?"
"Sudah."
"Hari ini minumnya banyak?"
"Cukup banyak. Dan tidak muntah."

Aku segera mandi. Melepaskan penat setelah seharian bekerja dengan kucuran air hangat dan buih sabun lembut. Entah mengapa situasi kantor akhir-akhir ini sangat tidak bersahabat. Nampaknya ada saja yang harus aku bereskan. Makan waktu hingga senja makin pekat, membuatku harus berlama-lama meninggalkan permataku di rumah. Belum lagi kemacetan lalu lintas yang seringkali tak tertahankan, nyaris membuatku putus asa.

Mandi membuatku merasa lebih segar. Sekaligus juga merasa ingin segera beristirahat. Kuambil buku yang sedang kubaca. Rasanya sudah berminggu-minggu aku tak menyentuhnya. Hmm... aku mulai agak lupa jalan ceritanya. Kusambar segelas air, lalu masuk ke kamar yang kutempati berdua bayiku. Perlahan-lahan kurebahkan tubuh, takut mengganggu buah hatiku yang terlelap sambil telungkup. Sejujurnya aku ingin memeluk dan menciumnya. Setelah seharian berpisah, rasanya aku ingin mendekapnya dan tak melepasnya lagi. Tapi aku tak ingin mengganggu mimpi indahnya.

Kunyalakan lampu baca. Namun sebuah gerakan halus menuntun mataku melihat ke tempat tidur bayiku. Ternyata dia sedang melihat ke arahku. Matanya yang kecil bulat menatap tak berkedip. Kepalanya disangga dua tangannya yang gemuk. Aku merasa bersalah karena ternyata gerakan pelanku tetap membuatnya terjaga. Namun rupanya ia bangun bukan karena itu. Perlahan-lahan bibir mungilnya merekah, membentuk senyum manis. Menampilkan gusi tanpa gigi. Wajahnya segar, tidak mengantuk. Menularkan kesegaran kepadaku. Kantukku menguap. Penatku mendadak lenyap. "Uh... uh...," terdengar suaranya yang lembut.

Segera kuhampiri dia, kuangkat tubuh mungilnya. Kupeluk sepenuh hati. Tangan montoknya melingkar di leherku. Pipinya melekat di pipiku. "Uh...," gumamnya lagi.

"Halo, sayang."
"Huh huh huh."
"Kok bangun?"
"Huh huh huh."
"Maaf ya Ibu pulang malam."
"Huh huh huh."
"Mau bobok lagi?"
"Huh huh huh."
"Bobok di kasur Ibu atau di kasurmu sendiri?"
"Huh huh huh."

Kucoba mengembalikan dia ke tempat tidurnya. Tapi pelukannya makin erat. Akhirnya kubiarkan ia tetap rebah di bahuku. Kugumamkan lagu -entah apa- sambil mengayun perlahan, sekedar menimangnya. Masih sempat kudengar gumamnya untuk beberapa saat, sebelum akhirnya ia terlelap lagi. Tangannya tetap melingkar erat di leherku, seolah khawatir kutinggalkan. "Ibu sayang Aria," bisikku. Seolah mendengar, reaksinya adalah makin erat memeluk. Kepalanya makin lena.

Tak berapa lama, nafas anakku mulai terdengar teratur. Memompakan oksigen ke paru-parunya, juga meniupkan semangat ke tubuhku. Membuatku percaya diri menyambut hari esok, yang kutahu bakal melelahkan. Pekerjaan yang menguras tenaga, tapi sedikit pun aku tak keberatan melakukannya demi malaikat kecilku. "Sleep tight, my angel. I love you."

Monday, March 14, 2005

He?

Tulisan gue di dunia dian zaman dahulu kala ternyata dimuat di buku Umar Kayam Luar Dalam, yang terbit dalam rangka 1000 hari meninggalnya beliau. Seorang dosen UGM menemukannya dan put it in his writing for the book. Gue malah tahunya dari Bu Kayam yang ngirim buku itu ke gue kemarin. Hmm.... culun juga ya, yang nulis gak cantumin source-nya... padahal di-copy habis2an gitu lho. Dia cuma bilang dia ambil dari internet, dari sebuah situs pribadi penggemar UK. Ya sutralah.

Wednesday, March 02, 2005

Haha in the Morning

Dia (d): Tumben pake coklat-coklat. Ada apa sih?
Gue (d): Pengen aja.
D: Loe kayak coklat susu, jadi pengen minum
G: Kalau gue pake kuning-kuning?
D: Kayak sunkist, pengen jilat.
G: Ijo-ijo?
D: Kelebihan chlorophyl.
G: Kayak uler keket?
D: Kita ni ga penting banget ya?
G: Bukannya karena itu kita saling menyayangi?