Tuesday, January 23, 2018

The Fault is in Our Stars

You know I want you
It's not a secret I try to hide
I know you want me
So don't keep saying our hands are tied
You claim it's not in the cards
But fate is pulling you miles away
And out of reach from me
But you're here in my heart
So who can stop me if I decide
That you're my destiny?

What if we rewrite the stars?
Say you were made to be mine
Nothing could keep us apart
You'd be the one I was meant to find
It's up to you
And it's up to me
No one can say what we get to be
So why don't we rewrite the stars?
Maybe the world could be ours tonight

You think it's easy
You think I don't want to run to you
But there are mountains
And there are doors that we can't walk through
I know you're wondering why
Because we're able to be
Just you and me
Within these walls
But when we go outside
You're gonna wake up and see that it was hopeless after all

No one can rewrite the stars
How can you say you'll be mine
Everything keeps us apart
And I'm not the one you were meant to find
It's not up to you
It's not up to me
When everyone tells us what we can be
How can we rewrite the stars?
Say that the world can be ours tonight

All I want is to fly with you
All I want is to fall with you
So just give me all of you

It feels impossible
 
It's not impossible

Is it impossible?

Say that it's possible

How do we rewrite the stars?
Say you were made to be mine?
Nothing can keep us apart
Cause you are the one I was meant to find
It's up to you
And it's up to me
No one can say what we get to be
Why don't we rewrite the stars?
Changing the world to be ours


You know I want you
It's not a secret I try to hide
But I can't have you
We're bound to break and my hands are tied

Rewrite the Stars from The Greatest Showman

Friday, January 19, 2018

Rindu

Dan
Rindu itu melanda
Menderu-deru di dada.

Harus berbuat apa, entahlah
Mungkin menikmatinya saja sebagai sepenggal ras.

Enak (Atau Enggak)

Barusan dengar lagunya Tulus "Pamit"... tiba2 pengen posting tulisan ini.

Jadi gue single sudah sejak 2004. Pernah punya pacar sejak kira2 tahun 2006, tapi LDR sepanjang masa pacaran. Data2 statistik ini perlu untuk menjelaskan bahwa gue hidup sendirian sudah cukup lama. Lalu? Gue lupa gimana caranya berdiskusi dengan benar sebagaimana pasangan laki2 dan perempuan.

Hahahaha....

Gue lupa caranya minta izin. Kalau pergi2... selama ini, entah itu pergi ke luar kota atau ke luar negeri, yang diberikan ke orang2 adalah sebatas pemberitahuan saja. Cuma ngasih tahu bahwa gue akan ke mana tanggal berapa. Pamit... konteksnya hanya untuk ke nyokap dan Aria. Yg ya pamit aja bye mama bye anak sayang see you later gitu. Minta izin? Hmm... yg hubungannya dgn boleh atau enggak sih udah lama banget nggak gue lakukan.... Mau ke Kendari, cek atm... masih ada duit buat tiket... cuuuusss sampai di Kendari. Mau ke Singapore over the weekend... Aria mau ikut... ya udah, beli tiket... trus langsung berangkat, sore2 udah di Marina Bay ngopi2 sambil ketawa2. Nggak ada yg dimintain izin... wong tiket juga bayar sendiri....

Nggak hanya untuk yg bentuknya pergi2... beli2 barang yg besar juga nggak pernah tanya siapa2. Beli rumah. Beli mobil. Beli berlian. Semua dilihat, dikalkulasi, dipertimbangkan, lalu dibayar sendiri kalau duitnya cukup. Kalau duitnya nggak cukup... bikin masa hitam dulu bbrp bulan... Hehe. Intinya sih semua tergantung diri sendiri. Pernah sih tanya2 ini itu sama OmD... tp ya sekadar tanya saja . He knew for sure he has no right to say anything in terms of giving any permission. Siapa eluuuuu.... hahahaha.... (cium jauh utk OmD).

Kenapa ini jadi pikiran? Karena bbrp hari lalu ada diskusi soal pembagian harta gono gini yg skrg sedang dilewati seorang teman. Oooh... iya baru sadar kalau selama ini temen gue dan suaminya mengumpulkan aset itu berdua, jadi sekarang pusing urusan bagi2 ini itu. Hmm... trus teman yg lain juga barusan mengeluh krn dilarang sama suaminya pergi ke Pulau Ora. Mahal, kata suaminya. Pdh dia bayar sendiri sih pakai gajinya sendiri... tp ya kalau suami nggak kasih izin kan nggak berani juga mau melawan... nggak boleh pula secara agama ye kaaaan....

Lucunya, akhir dari pembicaraan tadi kok intinya sama: "Enak kamu, mbak... nggak ada suami... "

Apa iya memang begitu?  

Friday, January 12, 2018

Seandainya Bisa....

Aku kehabisan cara, 'tuk jelaskan padamu
Mengapa sulit 'tuk lupakanmu
Aku kehabisan cara 'tuk gambarkan padamu
Kau di mata dan di pandanganku 


(Coba sehari saja) coba satu hari saja kau jadi diriku
(Kau akan mengerti) kau akan mengerti
Bagaimana ku melihatmu, mengagumimu, menyayangimu
Dari sudut pandangku, dari sudut pandangku


Aku kehabisan cara 'tuk gambarkan padamu
Kau di mata dan di pandanganku
Seandainya satu hari bertukar jiwa
Kau akan mengerti dan berhenti bertanya-tanya


(Coba sehari saja) coba satu hari saja kau jadi diriku
(Kau akan mengerti) kau akan mengerti bagaimana ku melihatmu

(Coba sehari saja) coba satu hari saja kau jadi diriku
(Kau akan mengerti) kau akan mengerti
Bagaimana ku melihatmu, mengagumimu, menyayangimu
 

Mengagumimu, menyayangimu
Dari sudut pandangku... dari sudut pandangku 


Tukar Jiwa - Tulus 

Thursday, January 11, 2018

Adik Aria

Sekian lama menjadi anak tunggal... tahun 2016 Aria punya adik. Sepupunya, Jawa, lahir. Siplah ya mereka satu shio: monyet. Yg bisa diartikan usilnya bukan main... hahaha.... Beda 12 tahun ini pula yg mungkin bikin Aria sudah bisa jatuh hati sama Jawa. Dia yg dulu2 ngotot nggak mau punya adik... akhirnya meleleh juga.

Jawa tinggal di Apt Rasuna sejak awal 2017. Ke BSD sebulan sekali atau dua kali, pas weekend. Kalau sdh dibilang Jawa akan datang, Aria pasti girang. Dia akan manis sekali les piano lalu pulang dan nunggu Jawa hadir. Dia bisa dengan telaten nemenin Jawa main ini itu.Waktu Jawa sudah mulai merangkak... Aria akan jadi sweeper yg bersihin jalur yg mau dilewati. Luar biasa...

Skrg Jawa sudah mulai bisa berjalan. Masih agak goyang2 suka gampang jatuh, tapi sdh mulai sering jalan agak cepet alias lari. Dan Aria akan dengan setia jadi bodyguard. Manis banget deh. Dia bahkan ga marah waktu mainannya diacak sama Jawa. Atau waktu Jawa mau ikut2 melukis. Heran banget ternyata anak gue bisa sesabar itu.

Yg belum berubah adalah panggilannya. Aria tetep nggak mau dipanggil "mas". "Aku tetep Adik Aria. Jawa aja yang jadi Mbak Ja."

Teges bener.

Wednesday, January 03, 2018

2018

Ini postingan pertama di 2018....

Mau nulis apa ya? Tentang 2017? Ya begitulah.... 2017 berlalu dengan semangat "life should be like shoes, would be more interesting when they were not flat." Gonjang ganjing ini itu di segala lini... hahaha.... Yg paling nendang memang hidup percintaan. Krn setelah sekian lama... akhirnya... tidak ada apa2 yg terjadi, dalam arti, status gue belum berubah juga di 2017. Masih single.

Aria sbg fokus utama hidup gue cukup oke di 2017. Sehat dan gembira. Alhamdulillah. Tetep konsisten memberikan ibunya pelajaran2 parenting yg seru2. Hahaha... I love him nonetheless. Selalu mensyukuri adanya dia dalam hidup. The star that guide me home and  the anchor that always keep my feet on the ground.

Kesehatan... oke juga. Alhamdulillah. Hanya perlu perhatiin sinyal tubuh lbh teliti. Krn kadang badan sdh hrs merem, tp ga nurut. Hahaha.... Sempat "kebablasan" diare bbrp hari. Yg ternyata karena stres (disinyalir karena kisah cinta yg berakhir tragis hahahaha). Herannya, sudah diare bbrp hari kok ya perutgendut tetap teguh kokoh hadir di antara kita. Nggak ada penghargaan sama sekali utk frequent trips to the loo. Weleh weleh. 

Tahun 2017, lumayan banyak jalan2. Dan merasa bahwa jalan2 itu mendekatkan sama keluarga. Waktu serumah pergi ke Semarang-Salatiga di awal tahun, terasa banget bhw kami semua belajar bertoleransi. No complaints at all. Semua berupaya menyenangkan yg lain dgn selalu tenang. Wonderful.

Waktu Aria outing sm sekolahnya, sengaja gue ajak nyokap jalan juga ke Madiun & Yogya. Nggak ada agenda khusus, nemenin nyokap aja napak tilas masa dulunya di kota itu. Nengok rumah (hotel), makam mbah (sampai ke Nganjuk), trus sekolahnya.... Di Yogya juga gitu. Banyak leyeh2 aja. Seneng. Seneng karena lihat nyokap seneng.

Ada rencana perjalanan yg bubar sebubar-bubarnya. Krn partner jalannya ngaco dan ngawur. Sempat kecewa bbrp hari. Dan kalau skrg diinget yaaaa masih nyesel juga. Lbh karena perjalanannya batal. Di sisi lain, bersyukur juga karena jadi tahu kalau partner yg baik punya sisi brengsek juga. Jadi waspadalah waspadalah di masa depan.  

Trus akhir tahun ditutup dgn liburan ke Danau Toba. Melihat pemandangan yg mahal harganya. Iri banget sama penduduk sekitar danau yg tiap hari bangun tidur melihat million dollar view. Merasakan bedanya aura hidup di Jawa dan Sumatera. Dan akhirnya bisa melihat Medan (serta memutuskan untuk tidak menyukainya.... hahaha). Lagi2 senang. Senang bisa mengenalkan Aria ke budaya lain yg kadang bikin dia kaget (krn ada orang ngomong kayak berantem).

Tahun 2017, ada harapan2 yang dipupuk, tapi lalu ambyar. Karena satu dan lain hal. Pacaran yg gue pikir akan berbeda akhirannya... ternyata nggak juga tuh. Berakhir dgn tidak terlalu menyenangkan. Dgn alasan2 yg konyol dan bodoh. Tapi tetap bersyukur merasakan mencintai (dan dicintai) begitu dalamnya. Meski semarah apa pun, nggak bisa berbuat apa2 begitu teringat cinta itu. Haha... Basi? Biar aja.... I wish him a very good life ahead. More prosperous and happy one. Hopefully we can still be friend. A very good friend.

Kantor... biasa aja. Semakin merasa bhw ini masa2 gawat. Masuk ke comfort zone yg gawat bentuknya. Project masih ada (banyak) dan sebetulnya lumayan seru. Tp akhirnya kok merasa gitu2 aja.... hohohoho.... Harus ada tindakan nih.... Ada beberapa projects kecil di luar kantor yg datang. Semua bentuknya roro jonggrang krn yg minta tolong sdh kepepet.... semua tiba2 urgent urgent urgent sampai nyaris gue suruh masuk UGD aja deh ah. Hahaha... untunglah semua bisa selesai dgn baik.

Semua yg terjadi di 2017, baik atau buruk, tetap harus diingat sebagai bentuk perhatian Tuhan YME. Gue percaya bhw Allah SWT Maha Baik & Maha Penyayang. Apa pun yg terjadi, itulah bentuk rasa sayang dan kebaikanNya. Alhamdulillah. 

So, 2018... bring it on!