Wednesday, May 29, 2019

Belated Birthday Gift

Should I still send it to you? Or better give it to anyone who may also enjoy similar stuff?

Tuesday, May 28, 2019

Are They All The Same?

Bbrp hari yg lalu, ada seorang istri ke rumah. Nyari suaminya. Suaminya pamit kerja di Playhouse. Pdh itu hari libur. Ngakunya lembur. Lemburin apa? Wong nggak ada apa2... serumah Playhouse malah semua tidur. Si istri, dgn mata sembab dan nggak nyaman, cuma bilang, "Ya udah Bu. Ibu jangan bilang ya, kalau saya ke sini."

Sebuah pesan yg sederhana, nggak susah buat dikerjakan. Tp kok nyesek bener. Ini pasti ada hubungannya sama laki-laki mata keranjang.

Langsung lapor pak boss. Yg lalu setelah mencerna dan mengeja, ingat sesuatu soal percakapan dalam perjalanan, yg diyakini bukan dilakukan laki-laki itu ke istrinya. Oalah. Jadi laki-laki itu selingkuh? "Mungkin enggak. Atau belum. Krn kesempatannya nggak ada sih," jawabnya.

Apa pun itu... kenapa laki-laki mudah (tergoda) cari selingan? Nggak perlu kaya, nggak perlu ganteng... begitu ada kesempatan... cuss.... Njaluk disampluk sandal.

Dan mau nggak mau, percakapan soal selingkuh ini membawa ingatan ke momen sekian belas tahun silam. Ketika satu perselingkuhan terkuak, dan gue memilih untuk nggak terlibat di dalamnya. Meskipun gue lebih berhak, secara hukum negara maupun hukum agama. I resigned.

Trus ingat ada pakde yg ketahuan menikah lagi ketika dia meninggal. Krn istri berikutnya (dan anak2) hadir di pemakaman. Astaga. Sementara anak2 sdh besar. Dan harus apa coba kalau begitu? Warisan kok bentuknya keluarga lain....

Juga ingat seseorang, teman keluarga, yg terlihat baik2 saja, tp ternyata menyimpan rahasia. "He built another house for her, a nice one, somewhere in Bekasi," kata informan yg layak dipercaya tentang istri kedua. Oh My God.

Semua hal soal selingkuh ini masih terbayang di ingatan. Kok ya tadi pagi ditelpon sama orang yang mengaku sebagai istri seseorang. Nada tinggi. Suara emosi. Marah.

"Dia sudah beristri. Punya dua anak yg sudah besar. Dan sudah kawin lagi 2 kali. Kamu yg kesekian."

"Marahnya jangan sama saya, salah alamat. Tanya suamimu saja."

Gue tutup telepon. Rasanya nggak tahu harus apa dan ngapain.  Rasanya pengen ngrawus laki-lakinya. Tp lalu seperti biasa, sadar bahwa gue jg mungkin ada andil salah. Meskipun tetap kembali ke pertanyaan, "Kenapa laki-laki mudah berselingkuh?"

Sungguh sebuah cara aneh mengawali hari.

Wednesday, May 15, 2019

Draft 4

Bagaimana aku bisa lupa?

Tante Emmy seperti tiba-tiba saja masuk ke dalam hidupku. Dia hadir, lalu tinggal di hari-hariku. Begitu saja. Sepertinya selamanya. Sejak ada dia, rumah ini semakin ramai. Tidak seperti biasanya yang sepi sunyi karena hanya ada aku dan ayah.

"Halo, saya Emmy. Kamu pasti Idam, kan? Ayahmu sudah cerita banyak sekali tentang kamu."

Mataku justru terpaku ke anting besar yang menggantung di telinganya. Besar, berbentuk melingkar. Mengingatkanku pada gelang raksasa yang dipergunakan di pertunjukan ketangkasan lumba-lumba.

Aku tidak akan lupa, tante Emmy menarik sekali di mataku saat itu. Rambutnya pedek, sesuai dengan gayanya yang sigap. Ia mengenakan gaun terusan warna gelap sepanjang mata kaki, menyembunyikan kaki berbalut sneaker yang memberinya tampilan sportif. Dia tampak cantik, sekaligus kokoh di saat bersamaan. Suatu penampilan yang mencuri hatiku. Seluruhnya.