Friday, February 14, 2014

Oh My God

Semalam notification di hp bunyi2 terus. Spt biasa nggak gue gubris, malah gue silent, setelah tahu itu dari blast email kantor. Kalau urgent buat gue, biar telepon saja #sikap. Pagi2 baru baca satu2, email2 dan sms itu ttg liputan mendadak ke Jawa Timur. Untuk liputan Gn Kelud yg meletus. Dan juga rencana bedah editorial pagi yg kemungkinan batal karena metro tv akan siarkan breaking news.

Ya ampun. Ada gunung meletus lagi?

Indonesia lagi banyak dicoba ya. Memang tinggal di ring of fire ini bahayanya sdh diketahui sejak lama. Tapi tidak pernah ada mitigasi bencana. Emergency drill hanya dalam mimpi saja.

Lalu seharian ini lihat tv isinya abu vulkanik di mana2... sedih banget ya.

Ya Allah, mohon ampunan, mohon perlindungan. Semoga semua bencana segera berlalu. Amin.

 

Wednesday, February 12, 2014

Mari....

Seperti biasa kalau lagi rusuh malah ga bisa ngapa2in. Jadi iseng ngoprek postingan lama. Yg seru tuh menjelang Aria lahir ternyata ya. Wow... 10 tahun lalu?

Ada beberapa nama yg masih menjadi teman baik sampai sekarang. Ada yg dari dulu juga blm ketemu tapi kami berteman dengan cara kami. Ada yg nggak tahu kabarnya gimana... dan penasaran sih, karena mereka orang2 yg baik hati. Ada yg ngilang blas gitu aja dan gue nggak peduli juga krn mereka pun nggak manis kok....  Friends come and go, some of them stay in my heart & my life.

Kadang pengen tahu juga apa kabarnya mereka2 yg dulu sepertinya benci bener ya sama gue. Tapi heran, benci kok masih baca (dan ninggalin komen) di blog. Hehehe... benci tapi rindu yaaaa....

Membaca lagi tulisan2 lama, terlihat sekali bahwa hidup itu lucu dengan caranya masing2. Up and down. Menyenangkan. Menegangkan. Melelahkan. Tapi tentu saja penuh rahmat dan berkah. Alhamdulillah.


Tuesday, February 11, 2014

Selagi Sempat....

Memang "jleb moment" itu bisa kapan saja ya.

Masih terkenang sama acara Kick Andy bbrp minggu lalu. Yg tampil Helmi & Tantowi Yahya. Mereka cerita gimana caranya bangkit dan sukses, padahal ortu nggak punya.

Ayah mereka pedagang kacamata di emperan toko. Yg kalau malam lemari kacanya dititipin ke toko terdekat. Meski hidup susah, sejak SMP dua anak terkecil ini disuruh les bahasa Inggris. Ayahnya bertekad: kemiskinan harus berhenti di dua anak ini.

Jadi, Helmi & Tantowi kecil jalan kaki ke tempat les bahasa. 5 km (apa 15 km ya?). Tiap hari.

Meski mengaku waktu kecil ngomel2 juga karena nggak bisa main, nggak bisa senang2, tapi skrg dua orang itu mengakui bahwa pendidikan ayahnya yg membuat mereka sukses sekarang. Waktu dua anak ini sudah berhasil, sudah punya gaji sendiri, ayahnya meninggal.

Yang bikin mak jleb adalah waktu Tantowi cerita perasaan dia sekarang. Sukses. Iya. Punya uang. Iya. Keluarga bahagia. Iya. "Tapi saya sungguh iri kalau melihat di airport ada keluarga yang bepergian ramai2, dan ada ayah ibu mereka. Saya tidak sempat mengajak ayah dan ibu saya jalan2 melihat dunia. Setelah ayah meninggal, ibu sakit. Jadi memang mereka tidak sempat menikmati keberhasilan saya."

Trus Helmi bilang, "Bahagiakan ibumu, selagi sempat."

Ternyata ya, yang sudah beberapa kali gue lakukan, pergi2 sama nyokap... yg menurut gue sih biasa banget.... bisa membuat iri orang2 yg tidak punya kesempatan pergi2 sama ibunya.

Sometimes we take something for granted.



 

Friday, February 07, 2014

Me Time

I just realized that the only place I can be completely alone was when I am in my car. Since I need some time to release some burden, I went a bit early today, jumped into a very heavy packed toll road, then drove around Jakarta.

It gave me almost 3 hours. To cry.

Good.

Wednesday, February 05, 2014

Lucky Man

I know I get through... if I can stay with you... forever.... (Lucky Man - Dave Koz)

Tiba2 aja inget lagu itu tadi pagi. Gara2 baca postingan mbakyu @pasarsapi di blog-nya. Soal keberuntungan.

Bukan berupa uang atau hadiah kebendaan, tapi yg lain2. Apa namanya ya?

Jadi, si mbak itu habis ke Denpasar. Sepanjang jalan & selama di sana, dia melihat banyak anak2 yg tantrum, ngawur sama ibunya, jerit2 ora karuan. Dan seketika itu dia ingat bahwa putrinya selama ini adalah anak yg manis. Kira2 gitu deh.

Habis baca itu, gue pun jadi ingat anak gue sendiri. Yg menurut gue sih semanis madu. Ya kalau dia malas mandi, suka berantakin rumah, kalau disuruh bikin PR malah kabur keluar dr rumah.... ya udahlah ya....  toh dia nggak pernah gebrak2 meja kalau lagi ga mau makan di restoran yg dia suka. Atau nggerung2 nangis di depan toko mainan kalau pengen sesuatu.

Paling banter, Aria hanya merengek. Yg itu pun sebenernya cukup nyebelin dan gengges... hahaha.... tp saat sdh lewat kok ya lucu juga. Namanya anak2 ya memang wajar kalau ngringik-an to.

Bahkan skrg kalau dia pengen ini itu, dia akan bilang, "Aku sedang... depannya 'p' belakangnya 'n'." Lalu kami akan sibuk nyari kata itu, dari mulai "papan", "pesan", "patin".... yg akhirnya nggak ngomong soaln "pengen" sama sekali. Dan kami bisa ketawa2 bareng.

Akhirnya memang gue harus banyak2 bersyukur pada Allah SWT dikaruniai anak yg manis. Alhamdulillah. Terima kasih Tuhan.