Thursday, July 16, 2020

Yours or Mine or His?

Sakitnya Adit, ternyata membuka jalur komunikasi kepada istrinya. Beberapa hari lalu kami ngobrol di whatsapp. Belum terbayang apakah akan bisa ngobrol begini terus, tp yaaa... obrolan kami kemarin cukup bermartabat lah.... Nggak pakai tegangan tinggi, nggak ada rusuh2. Layaknya obrolan dua perempuan (berpendidikan dan santun) yg normal saja. Ngobrol antara dua ibu yang peduli pada anak2nya.

Dari obrolan itu, terkuak banyak cerita yang kalau buat gue sih seperti konfirmasi saja. Bahwa iya bapaknya anak gue itu peduli sama Aria tapi nggak tahu cara menunjukkan dan memilih hanya mengamati dari jauh. Iya bahwa keluarga barunya juga menunggu kesempatan ketemu dengan Aria, yg sampai hari blm disediakan oleh ybs. Termasuk alasan2 tidak ada kiriman uang selama belasan tahun... semuanya kok rasanya sdh gue ketahui meski hanya dari kemampuan aplikasi ilmu tebak2 buah manggis... hahaha.....

Entah kenapa gue yakin akan banyak orang yang mempertanyakan komunikasi gue dengan salah satu keluarga baru ini (iya, ada lagi yg lain hehe, kapan2 aja ceritanya, kalau gue mau). Yg tentunya semua akan berputar di sekitar hak Aria yg tidak dipenuhi, dan kewajiban ayahnya yg tdk ditunaikan.

Tapi ya, coba dipikir ulang. Sebenernya kenapa kita merepotkan apakah yg terjadi selama ini fair atau tidak untuk Aria? Kenapa tidak dilihat dari apakah dia bahagia atau tidak?

Aria tidak mendapatkan kasih sayang ayahnya secara utuh. Iya. Nggak pernah ditengokin. Betul. Nggak dibiayain. Iya banget. Nggak pernah disekolahin. Bener. Tapi apakah dia bahagia? SANGAT. Dia sangat bahagia dengan hidup yg dia jalani. Tanya aja sendiri. Percaya deh, dia bahagia, sehat, dan ganteng. Kalau nggak bahagia, nggak akan sesehat itu anak ganteng gue....

Jadi, apakah yg dilakukan si ayah adil atau tidak pd Aria, jadinya nggak relevan. Aria nggak butuh kok semua itu. Insya Allah semua akan selalu cukup untuk Aria. Dan tidak perlu dipikirkan lebih jauh apakah ayahnya terlibat atau tidak dalam kebahagiaan di hidup dia itu. Karena pada kenyataannya, Arianya sendiri tidak peduli ayahnya mau berperan atau tidak. That is my practical and realistic son. I am a proud mom.

2 comments:

Anonymous said...

Aria has been destined to be a survivor the day he was born. He got over the fever only days from his first oxygen intake from the air. He went through and succeeded that "anorexic" habit when he was 1 yo. He grew up great while you're crunching the write up on your editing desk.

He will go through the most difficult time no doubt ....., because of you. Not Adit.

Anonymous said...

Thank you for always be our no.1 supporter :) Remember our hospital trip when he was 2 years old? Thank you for that too.