Sunday, July 12, 2020

Surat untuk Adit

Dear Adit,

Aku nggak tahu surat ini akan sampai ke kamu atau tidak, tapi aku harap kamu akan membacanya.

Tgl 10 Juli kemarin, kamu ulang tahun. 47 tahun. What did you do all these years? Semoga kamu cukup gembira dengan apa yg sudah kamu capai. Memuaskan atau tidak, tentu kamu yg merasakan, dan bukan didasarkan pada penilaian orang lain.

Kamu ingat kan, hari Jumat itu kamu balas ucapan ultah dariku. Kamu cerita kalau sedang demam, tp hasil swab negatif. Jadi kita berdua berpikir positif bahwa kamu hanya kena flu biasa. Dan ternyata kamu hampir tidak pernah WFH selama PSBB? Astaga. Mungkin kamu kecapekan ya kan.... Trus aku kirim foto Aria yg gondrong. Rambut kriwil (persis rambutmu... dulu... haha). Yg kamu komentarin dengan "keren."

Little did I know that you were in hospital bed while replying my whatsapps messages. So it was indeed a shocking news to hear that you were now in ICU... battling against Covid-19.

Tadi, Sari, istrimu (yes I finally contacted her), mentioned about your latest condition. The doc already put on the ventilator and you are unconscious now. "Maafin mas Adit, mbak."

Sejak saat itu (sampai sekarang) aku menangis. Semprul kamu ya, masih bisa bikin aku nangis setelah kita cerai belasan tahun. Hmm...

Aku sedih banget dengar kamu nggak sadar. Iya deh... ternyata, aku masih peduli....

Aku makin sedih waktu ngasih tahu Aria, dan reaksi dia hanya, "Trus?" I suddenly know I taught him well on being practical. Tp reaksi itu makin menyadarkan aku bahwa dia memang nggak kenal kamu. You are in his blood but never in his mind (not to mention in his heart). And I am so sorry for that. I am deeply sorry. I feel so sorry for all the things you missed on raising him.

Deep in my heart I wish you will get better, Adit. I really wish you'll be okay and come home to your family. I do. Semoga Allah SWT beri kamu kesempatan untuk bisa menjadi ayah yg baik bagi Aria. Semoga kamu bisa menunaikan kewajiban kamu sebagai ayah buat anak laki-laki kamu. Semoga masih ada kesempatan buat kamu melakukan semua hal yg pernah kamu janjikan. Amiin ya rabbal alamiiinn.....

When was the last time you both meet? Saking lamanya... aku sampai sudah lupa. Tapi percaya nggak, beberapa bulan terakhir ini, aku sering bilang ke Aria, "Kayaknya kamu perlu deh, tinggal sm Ayah." Ide yg sampai skrg blm bisa dia terima, tp aku selalu berpikir bahwa hal itu penting. Atau mungkin aku aja yg merasa kamu perlu berperan dalam hidup dia? Semoga nggak ya. I know you love him too, even if you never really said that....

Aku merasa bhw selama ini kita sudah selesai. Tp ternyata belum ya. Atau nggak bisa? Karena bagaimana pun, kita punya Aria. So I really hope you can see him again, sometimes soon. Be strong, and win the battle, please. Fight hard, will you!







5 comments:

Nia Janiar said...

Mataku ikut berair baca ini karena relate sekali. Huhu. Semoga cepat sadar dan sembuh, bisa kembali ke keluarganya. :'(

Anonymous said...

I really wish him a speedy recovery... and soon back to his family who will need him very much.
As a dad, I would say no son will disappear from his heart.. a son is is a pride of a man.
Hope Aria would appreciate that too..
Hope Adit's sickness pays off as redemption of his mistakes and as you said it's an opportunity for him to become a better dad for Aria.
You take care...

.:nien:. said...

Aku kok mbrebes mili mocone ...

Unknown said...

Aku speechless. Smg Tuhan berikan yg terbaik untuk semua.

Anonymous said...

Terima kasih, teman2. Amin utk doa2 baiknya, ya. Sehat2 semua.