Nomornya berpendar di layar ponsel. Segera kujawab dengan senyum lebar.
"Halo!"
"Mau makan siang sama saya?"
"Mau!"
Jawaban yang keluar dari mulutku lebih cepat dari kemampuan otakku berpikir dan mencerna pertanyaannya.
"Share location, ya. Saya jemput."
Dan tak berapa lama, hanya cukup memberi waktu bagiku mengganti baju saja, hadirlah dia di depan rumahku. Memarkir mobil dengan rapi, lalu turun tanpa mematikan mesin. Tubuhnya yang tinggi besar terbungkus kemeja warna hitam. Kacamata hitam bertengger di wajahnya. Tampan.
"Kamu mau masuk dulu?"
"Nggak. Kita langsung saja. Nggak ada Ibu, kan?"
"Nggak. Ya lalu kenapa turun?"
Pertanyaanku mengambang di udara.
Setelah memastikan aku mengunci pintu, dia gandeng tanganku. Membukakan pintu kendaraan, lalu menungguku masuk mobilnya sebelum menutup pintu dan berjalan ke balik kemudi.
"Itu kebiasaan saya."
Aku terpana. Hatiku tercuri sudah. Seluruhnya.
No comments:
Post a Comment