Friday, August 16, 2019

Me Time

Minggu lalu gue datang ke kawinan ipar di Boyolali. Sebetulnya kawinan ini hanya alasan saja utk bisa kabur dari Jakarta. Entah kenapa kok pengen nggak di rumah bbrp hari. Pengen dpt suasana baru.

Jadilah Aria bolos hari Jumat. Jam 4 berangkat dari rumah, naik pesawat pertama yg mendarat jam 7 di Solo. Ke kawinan di Boyolali... sampai kira2 jam 10. Ini kawinan tradisional ya. Yg semua hadirin hanya duduk saja, menonton pengantin... dikasih hiburan, lalu makanannya dibagikan secara estafet. Very cute.

Habis itu ke mana? Keliling Boyolali. Melihat bahwa di sana ada menara Eiffel, menara Pisa, patung Liberty, Sphinx, Taj Mahal, dan Borobudur. Kok bisa? Ya mungkin krn bupatinya mau pamer dulu pernah ke tempat2 itu. Agak heran kenapa nggak dibikin ala Madurodam yg bisa buat latar foto ya? Ini semacam diletakkan begitu saja di sembarang tempat.... hiks....

Setelah itu mampir di Ketep Pass. Sepanjang perjalanan pemandangannya baguuuus banget. Gunung Merapi, Merbabu, Telomoyo.... baris di sisi jalan. Hawa sejuk. Enak banget.

Trus habis itu ke Salatiga, tujuan utama... Selojene, the sanctuary. Ini rumah pap... di desaaaa banget. Namanya desa Kalilondo, Tingkir, di ujung Salatiga. Kalau mau ke sini dari arah kota, selalu melewati Jalan Nanggulan, tempat rumah masa kecil kami di kompleks tentara. Rumah Selojene ini  lucu, cute, pretty... and every adjectives that connected with beautiful can be addressed to the house, definitely.

Rumah 49m persegi itu bentuknya limasan. Rumah lama, sdh ada di atas tanahnya sejak dibeli. Tapi tentu saja nggak dibiarkan apa adanya. Dinding kayunya semua diganti jadi kaca nako, jadi isi rumah akan kelihatan kalau kita kelilingi dari luar. Pintu2 kayunya dibetulin, ditambah besi2 jadi keren. Lucunya, begitu masuk pintu, akan langsung berhadapan dengan dinding melengkung yg terbuat dari polycarbonate. Ternyata lengkungan itu adalah kamar tidur. Yup... kamar tidur berbentuk lingkaran... haha.... Luasnya cukup buat mewadahi satu kasur queen, dengan meja kursi secukupnya, dan kamar mandi yg cukup nyaman. Jangan sedih... kamar mandinya banyak bolong2... haha.... Harus tengok kanan kiri kalau mau apa2... krn yg di luar bisa intip2 tanpa perlu usaha.... Ada salah satu cekungan di polycarbonate... yg ternyata dapur mungil. Dan di depannya ada ayunan, digantung di bubungan atap. Haha... ini pasti pap reminiscing ayunan di dekat dapur rumah Nanggulan yg dulu digantung sama bapak.

Gue dan Aria sangat betah ada di Selojene Padahal nggak ngapa2in... selain duduk2, leyeh2, golar goler.... Dengerin lagu yg suaranya nyatu sama cuitan burung di luar. Rasanya enak banget. Bahkan Aria pun nggak nyalain tv.

Aktivitas kami selama di situ: tiduran di kamar, keluar kamar pindah ke sofa, keluar dari rumah pindah ke meja makan di bawah pohon, geser ke kursi malas di teras, kalau mau jalan2 ke kebun, duduk di bangku menghadap sawah, ngelamun....inget2 patah hati... trus jalan lagi ke tepi sungai.... balik ke rumah lagi. Gitu aja terus diulangi dan nggak pernah bosen.

Sungguh rumah yg bisa saja egois, karena yg di dalam nggak perlu saling ngomong, sudah kelihatan... yet intimate. Semua terbuka, jujur, dan dekat... krn ruangannya kecil dan cuma itu2 saja. Yg masuk ke rumah itu pasti sudah diseleksi pakai cinta....

Sore2... pap masuk dapur, bikin kue. Sementara gue siapin buka puasa dan makan malam. Aria pindah ke ayunan. Nunggu makanan matang. Trus ketika sdh adzan, waktunya buka, dia tetep di ayunan krn itu posisi strategis bisa langsung ambil makanan hangat di meja dapur. Tinggal emplok....

Ya ampun... bahkan saat menulis ini pun masih terbayang rasa nyamannya ada di rumah itu. I had my me time. And it made me miss you more.






No comments: