Pagi ini membaca cerita seorang teman yg punya sertifikat pedagogi utk anak2 istimewa, tentang salah satu muridnya, kasih nama Adinda ya.
Adinda umurnya 10 tahun. Berkebutuhan khusus. Nggak tahu judulnya apa, nggak berani tanya juga sih... yg jelas punya kesulitan berkomunikasi. Tapi karena sdh dipegang sm teman gue sejak kecil sekali, Adinda ini skrg mahir berkuda, bisa menyapu, gesit kalau berenang, dan sudah bisa makan sendiri. Hm... baru sadar gue cukup lama mendengar soal Adinda ini. Jadi seperti mengikuti dia belajar makan nasi dan roti (sampai umur 9, semua makanan masih diblender dan harus disuapin).
Dari kisah Adinda juga, gue jadi belajar bersyukur bahwa Aria itu anak yang normal dan tumbuh spt seharusnya menjadi seorang anak yg sehat dan gembira. Alhamdulillah.
Bayangin bhw ada anak yg nggak bisa ngomong ke ibunya bahwa dia lapar, atau haus, atau mau duduk saja nggak mau apa2... sedih bener....
Dan semalam... Adinda ini tantrum. Tnyt sdh bbrp hari dia ribut dan kisruh di rumah. Nggak tahu mau apa... semua barang diberantakin. Majalah disobekin. Mainan dituang di mana2. Acak2 sana sini sampai ibunya lelah benah2. Belum berhenti juga... ke taman... petik bunga, cabut rumput.... Namanya ibu, biasanya punya insting yg nggak bisa ditipu. Dan mengikuti kata hati, ibunya Adinda cuti kerja. Nemenin anaknya. Sesuai ajaran coach, kalau acak2 barang... harus dihukum. Adinda bbrp kali kena time out. Tp lalu hbs itu dielus, dipeluk, diajak ngobrol pelan2. Meskipun nggak bisa jawab... Adinda jadi tenang. Dan, setelahnya mereka berpelukan berdua. Ke mana2 pelukan aja terus.
Si ibu langsung kirim pesan ke coach, "Ternyata Adinda itu rusuh krn kangen saya.... "
Ya Allah... gue langsung pengen peluk2 anak gue....
No comments:
Post a Comment