Thursday, February 04, 2016

Cinta... Yang Pelik

Penemuan gue tentang "orang hilang" tempo hari ternyata berlanjut ke penemuan pengumuman lain. Intinya si orang hilang itu meninggalkan banyak tunggakan ini itu, yg merepotkan the spouse & family.

Yg mencuri perhatian gue adalah diksi yang digunakan mbak mistress. Pilihan katanya kasar, nggak sabaran, dan emosional. Nggak menunjukkan ada sisa2 cinta. Padahal dulu waktu "merebut" kayaknya kok cinta bener nggak bisa dipisahkan lagi. Okay, memang dulu sih ada kecurigaan bahwa she was only after his money. Dan yaaaa... uang itu kan bisa cepat sekali menguap kayak kentut. Mungkin bener juga setelah semua habis, cintanya jg habis. Atau lebih parah lagi, sebetulnya nggak ada cinta?

Pernikahan memang pelik ya. Salah satu sepupu yang baru dinikahi duda, menurut nyokap skrg sedang bermasalah. Masalahnya itu... kalau diurutin lagi... sumbernya adalah si duda yang tdk berpenghasilan (lagi) krn sudah pensiun. Pdh waktu pertama dikenalin, si mas ini dibilang berkedudukan bagus di kantornya, punya ini itu. Nah, ternyata ini itu hanya bisa "dinikmati" beberapa saat. Kira2 dua bulan setelah menikah, si mas pensiun. Akhirnya mbak gue kembali ke gonjang ganjing hidup dia, mondar mandir banting tulang mencari nafkah, seperti dulu.

Ya nggak pa pa sih kalau memang hrs kerja keras. Kan demi keluarga juga ya. Tp lagi2, tergantung motivasi menikahnya juga. Kalau memang cinta bener, mau kyk apa ya diterima aja. Kan sdh cinta? Kalau dulu mbak gue melihat si mas sbg safety net, the way out, dari masalah finansial... hmm... ya ambyarlah semua. Mungkin dia menyesal juga krn skrg tnyt hidupnya nggak lebih menyenangkan dibanding ketika single dulu.... Duh, kasihan.

Semalam, di tengah2 meeting kece badai yang sampai malam banget, salah satu bos nyeletuk ke kami2 para kroco pilek yg ngantuk2, "You guys... stay single. If I can turn back time, I will rethinking of getting married."

Kesambet apaaaa lagi si bos ini. Mungkin dia lagi berantem sm suaminya ya? Hahahaha... Pernikahan dia memang ga lazim. Kalau org LDR waktu pacaran, doi LDR hingga setelah kawin. Skrg suaminya masih di Jerman. Lha trus kanggo opo? Embuh. Gue nggak membayangkan ada orang yang mau menikah tp jauh2an (banget). Kalau sekadar weekend couple aja (Jkt-Bandung gitu), masih okelah....

Tapi, mungkin si bos ini merasa suaminya belahan jiwa? Yg kalau nggak ada, dia bisa mati? Ada benarnya juga ya kalau dibilang bhw: menikahlah dgn orang yg kau tak bisa hidup tanpanya. Eh, tp kan dia nggak hidup bareng? Ah embuh.

Tp gue setuju sih, untuk menikah hanya dengan orang yang kau tak bisa hidup tanpanya. Karena dgn begitu, menikah jadi harus, kalau nggak: mati.

Ketika diancam mati, pasti akan mengusahakan bareng terus, sampai bagaimana pun, dgn cara apa pun. Ya kan?


No comments: