Thursday, October 01, 2015

Combo Convo

Jadi Aria si anak semata wayang itu tahun depan masuk SMP. Dan kemajuan zaman membuat sekolah2 sudah mulai pendaftaran sejak sekarang! Astaga... rajin apa edan?

Dari hasil hunting sana sini, entah kenapa Aria jatuh cinta sama Sekolah Mentari. Pdh nggak ada teman sekolahnya skrg yg masuk ke situ. Trus waktu open house, dia lihat gedungnya, lihat murid2 di sana, ruang2 science, ruang art... lapangan basket.... Dia semakin yakin hanya pengen masuk sekolah itu.

Sebetulnya Aria sempat galau waktu lihat SMPN 8. Apalagi ada ekskul panahan di sekolah itu. Tp mengingat sekolah negeri baru terurus tahun depan, sementara Mentari sudah harus skrg test ini itu, jd dia akhirnya memantapkan diri mau daftar Mentari. FYI, form pendaftaran saja 600rb. Cukup mak sengkring di kantong yaaaa....

Nah, karena keukeuh mau masuk Mentari (Insya Allah lulus tes), gue merasa perlu membekali anak gue dgn "pagar secukupnya". Agak ngeri sebetulnya memikirkan Aria masuk situ, bukan karena secara akademik... gue memikirkan peer pressure macam apa yg akan dia temui.

Dgn biaya-biaya sekolah sebesar itu, hanya anak-anak orang yg (sangat) punya yg bisa masuk sekolah itu. Spt lazimnya anak berpunya, mereka sangat mungkin diantar ke sekolah dgn mobil keluaran terbaru, punya gadget terkini, juga liburan di luar negeri saat long weekend. Plus... uang saku yg bisa jadi unlimited.

Dan Aria tidak punya itu semua.

Kami memang bukan keluarga sulit, tapi juga belum sampai pada taraf mewah. Jd gue merasa perlu menekankan kpd Aria untuk tidak tergiur pd cemerlang barang-barang branded milik temannya. Dia nggak boleh iri kalau temannya liburan ke Universal tiap bulan. Juga nggak boleh kecil hati kalau dia harus bawa bekal dari rumah krn uang sakunya terbatas. Dan dia hrs tetap percaya diri dan berprestasi meskipun hanya punya gadget biasa, bukan yg paling canggih.

"Kenapa?"
"Karena ibu tidak akan bisa memenuhi itu semua. Kita hanya mampu membayar kualitas sekolahnya, bukan gaya hidupnya."

Dia diam. Wajahnya terlihat kalau dia berpikir keras (lucu banget).

"Masak nggak ada temanku yg akan seperti aku? Yg ibunya uangnya nggak banyak?"
"Mungkin ada."

Meskipun gue nggak yakin sih ada yg senekat gue. Rodo ngelu ning yo wislah... anak mung siji....

Tgl. 17 nanti, Aria ikut tes masuk. Gue berdoa dia akan dapat yg terbaik. Kalau memang dia bisa masuk Mentari... marilah rajin menabung, Budiana!

2 comments:

Manda La Mendol said...

Problemnya sama jeung, terbaik buat anak ya, kepala jadi kaki, tak jabanin. Liat anakku happy les di EF, aku ikutan happy biar bayarannya 2 juta buat 15 kali pertemuan. Hahahaha....Kadang liat biaya yang segunung bikin kita semangat kerja...aisssh bijak sekali aku ini. Wakakakakaka

Budiana said...

Aria sdh tak cabut dari EF... pindah ke TBI. tnyt dia nggak cocok slank amerika, cocoke british macam pangeran charles.... eh TBI luwih murah lho....