Sebagai editor, gue gembira punya tombol2 "backspace", "undo", atau "delete" di komputer. Dgn mudah gue bisa edit ini itu, trus bisa kembali ke tempat2 yg pengen gue edit ulang atau gue kembalikan lagi ke awalnya (editor galau). Dan itu nggak sekali dua kali. Terutama kalau kisruh sedang melanda... Khusus tulisan personal, bisa gue tengok2 lagi dan edit2 lagi meskipun sdh lama gue bikin (yg mana skrg ini sdh lama tidak menulis hadooooohhhh). Hanya deadline percetakan yg nggak bisa dilawan, yg akhirnya bikin gue ikhlas ngirim tulisan final. Hahahaha....
Dgn keriangan punya tombol2 itu, pernah mikir2, kalau misalnya ada tombol undo... untuk perjalanan hidup. Atau tombol reset... hmmm... mau reset sampai sejauh apa? Atau mau undo yg
mana?
Hmm... gue tentu tidak mau "undo" Aria. Widiiiih... meskipun dulu nggak pengen punya, skrg malah nggak kepikiran kalau dia nggak ada. Gue jg nggak mau "reset" pindah kerja. Krn kerjaan skrg seru. Oooh... mungkin reset sampai masa nggak ada onde2 yg mengganggu ketentraman kerja boleh lah....
Reset sampai mana lagi ya? Mau undo apa lagi ya? Ahahaha... khayal babu.
Kalau bisa gue akan reset sampai masa tertentu, sdh punya Aria, sdh bekerja, sdh bercerai.... and at the moment someone popped up in my window... from out of nowhere.
Yg jelas gue akan menggunakan reset button itu untuk kembali ke masa jumpa2, lalu banyak2 minta maaf dan berterima kasih. Maaf atas segala kengawuran, dan terima kasih atas semua keceriaan.
No comments:
Post a Comment