Friday, September 25, 2015

Ayo Antri

Berita duka datang dari Tanah Suci... tentang jemaah yg terinjak karena desak2an.

Innalillahi wa innailaihi rajiuun.

Sudah sering banget ini berita desak2an waktu naik haji, selalu ada kejadian yg makan korban. Spt jg sudah hukum alam, yg kecil kemungkinan besar akan terlibas oleh yg besar. Dan yg kemarin kayaknya gitu juga yg terjadi ya. Di lorong 204, yg khusus untuk jemaah dari Afrika dan Timur Tengah... nyempil satu kloter warga Indonesia dari Surabaya. Duh ampun. Sudahlah dikasih tahu jalur itu diatur untuk jemaah berbadan besar... kenapa juga ya masih mau lewat situ?

Gue nggak paham, kenapa ada yg desak2an, kenapa ada yg nekat lewat jalan yg bukan untuknya, kenapa ada yg bikin macet... gue blm pernah naik haji jd nggak tahu. Tapi... gue tahu dan yakin kalau semua bisa dihindari seandainya mereka antri.

Duh biyung. Antri. Antri. Antri. Susah sekali ya disuruh antri. Seperti pengalaman waktu umroh. Masuk Raudah desak2an. Ada yg ngeyel mau cium hajar aswad... desak2an. Ada yg mau thawaf di dekat kabah... desak2an. Ada yg mau shola di Hijr Ismail... desak2an juga. Mau ibadah aja kok susah banget....

Pdh ya, yg mau lihat lukisan Monalisa di Louvre... antri lho. Yg mau nonton Bon Jovi, antri. Yg mau ikutan Indonesian Idol jg antri dari pagi sampai malam... meskipun blm tentu lolos seleksi. Gue pernah antri hampir 2 jam utk bisa dapat tiket kuliah umum Bill Clinton. Utk sesuatu yg tdk ada pahalanya di akherat, orang2 mau antri. Trus kenapa nggak mau antri buat urusan ibadah? Yg seharusnya lebih khusyu dan lebih tertib. Memangnya kalau uwel2an gitu bisa konsentrasi berdoa? Mungkin harus ada yg mengaturnya agar bisa antri dgn tertib. Hrs ada tata tertib yg jelas, jadwal yg lebih ketat mungkin, sehingga nggak semua orang tumplek blek di waktu yg sama.

Ibadah memang urusan kita dengan Allah SWT. Seringkali kita enggan mengungkit soal ibadah ini, krn takut dibilang tdk ikhlas, hitung2an sama Allah. Kita diam saja kalau departemen Agama ribet ini itu, krn kita sangat takut ibadah kita tercela.

Pdh mestinya kita pergunakan akal yg sdh dikaruniakan Allah ke kita, untuk berpikir lbh panjang, utk bertindak lebih jauh. Kita boleh kok menuntut hak kita. Buat pergi ke Arab Saudi, hrs urus visa, hrs bayar ini itu. Artinya, ada hak kita utk menuntut keselamatan & kenyamanan ibadah. Susah... ya memang. Tp itu hrs dipikirin, namanya dunia makin maju, masak dalam urusan ibadah nggak maju2. Dulu jg tempat jumroh cuma batu, skrg dibikin bertingkat. Artinya, kemajuan itu bisa mendukung ibadah. Kemajuan (berpikir) hrs dimanfaatkan untuk membuat ibadah lebih baik, kan?

Rasanya sih bisa deh kita bikin petisi supaya ada antrian di tempat2 suci di Arab Saudi. Jd nggak ada lagi tuh, jemaah yg telat masuk ke Arafah (yg artinya terlambat wukuf). Dan yg jelas nggak ada yg jadi korban desak2an mau menuju tempat lempar jumroh. Kalau sdh dijadwal dan semua tertib ikut jadwal, bisa gantian kan. Bisa antri. Toh kalau ibadah lebih nyaman dan lebih tenang, jemaah juga kan yg menikmatinya? 

No comments: