RISE ABOVE THE PRECIOUS ILLUSION
Am I just another illusion to you
Another worthless image in your mind
The image that lingers about
No matter what the time
I've seen you cut yourself
Watched every toxic tear
Drop from your beautiful eyes
And yet you don't believe I'm real
An angel whose closed his eyes
You're shutting me out
But the illusion still wander
Your soul trapped to me
Till you join me
In merciless death
Where together
We shall rise
And you will find
I wasn't just another
'Precious Illusion'
(Jana Courville)
Thank you for introducing me to the pretty words.
Monday, September 28, 2015
Saturday, September 26, 2015
Hello There!
See you with your son & the cousins celebrating Eid in Bandung (you were wearing black t-shirt). Wish I can come and say hi. It will be an awkward moment between the crowds but it must be cute. Don't you think? :)
Friday, September 25, 2015
Demi ... Demiiiii....
Karena minggu depan ada jadwal ke luar kota, akhirnya terpaksa nggak ikut keriaan bareng tim yg hari ini berangkat kondangan di Cirebon. Yaaah... maaf ya, pengantin. Daripada diamuk sm anak gue.
"Ibu, jatah pergi2 tahun ini sudah habis, kecuali yg sama aku," katanya. Hahahaha....
"Ibu, jatah pergi2 tahun ini sudah habis, kecuali yg sama aku," katanya. Hahahaha....
Ayo Antri
Berita duka datang dari Tanah Suci... tentang jemaah yg terinjak karena desak2an.
Innalillahi wa innailaihi rajiuun.
Sudah sering banget ini berita desak2an waktu naik haji, selalu ada kejadian yg makan korban. Spt jg sudah hukum alam, yg kecil kemungkinan besar akan terlibas oleh yg besar. Dan yg kemarin kayaknya gitu juga yg terjadi ya. Di lorong 204, yg khusus untuk jemaah dari Afrika dan Timur Tengah... nyempil satu kloter warga Indonesia dari Surabaya. Duh ampun. Sudahlah dikasih tahu jalur itu diatur untuk jemaah berbadan besar... kenapa juga ya masih mau lewat situ?
Gue nggak paham, kenapa ada yg desak2an, kenapa ada yg nekat lewat jalan yg bukan untuknya, kenapa ada yg bikin macet... gue blm pernah naik haji jd nggak tahu. Tapi... gue tahu dan yakin kalau semua bisa dihindari seandainya mereka antri.
Duh biyung. Antri. Antri. Antri. Susah sekali ya disuruh antri. Seperti pengalaman waktu umroh. Masuk Raudah desak2an. Ada yg ngeyel mau cium hajar aswad... desak2an. Ada yg mau thawaf di dekat kabah... desak2an. Ada yg mau shola di Hijr Ismail... desak2an juga. Mau ibadah aja kok susah banget....
Pdh ya, yg mau lihat lukisan Monalisa di Louvre... antri lho. Yg mau nonton Bon Jovi, antri. Yg mau ikutan Indonesian Idol jg antri dari pagi sampai malam... meskipun blm tentu lolos seleksi. Gue pernah antri hampir 2 jam utk bisa dapat tiket kuliah umum Bill Clinton. Utk sesuatu yg tdk ada pahalanya di akherat, orang2 mau antri. Trus kenapa nggak mau antri buat urusan ibadah? Yg seharusnya lebih khusyu dan lebih tertib. Memangnya kalau uwel2an gitu bisa konsentrasi berdoa? Mungkin harus ada yg mengaturnya agar bisa antri dgn tertib. Hrs ada tata tertib yg jelas, jadwal yg lebih ketat mungkin, sehingga nggak semua orang tumplek blek di waktu yg sama.
Ibadah memang urusan kita dengan Allah SWT. Seringkali kita enggan mengungkit soal ibadah ini, krn takut dibilang tdk ikhlas, hitung2an sama Allah. Kita diam saja kalau departemen Agama ribet ini itu, krn kita sangat takut ibadah kita tercela.
Pdh mestinya kita pergunakan akal yg sdh dikaruniakan Allah ke kita, untuk berpikir lbh panjang, utk bertindak lebih jauh. Kita boleh kok menuntut hak kita. Buat pergi ke Arab Saudi, hrs urus visa, hrs bayar ini itu. Artinya, ada hak kita utk menuntut keselamatan & kenyamanan ibadah. Susah... ya memang. Tp itu hrs dipikirin, namanya dunia makin maju, masak dalam urusan ibadah nggak maju2. Dulu jg tempat jumroh cuma batu, skrg dibikin bertingkat. Artinya, kemajuan itu bisa mendukung ibadah. Kemajuan (berpikir) hrs dimanfaatkan untuk membuat ibadah lebih baik, kan?
Rasanya sih bisa deh kita bikin petisi supaya ada antrian di tempat2 suci di Arab Saudi. Jd nggak ada lagi tuh, jemaah yg telat masuk ke Arafah (yg artinya terlambat wukuf). Dan yg jelas nggak ada yg jadi korban desak2an mau menuju tempat lempar jumroh. Kalau sdh dijadwal dan semua tertib ikut jadwal, bisa gantian kan. Bisa antri. Toh kalau ibadah lebih nyaman dan lebih tenang, jemaah juga kan yg menikmatinya?
Innalillahi wa innailaihi rajiuun.
Sudah sering banget ini berita desak2an waktu naik haji, selalu ada kejadian yg makan korban. Spt jg sudah hukum alam, yg kecil kemungkinan besar akan terlibas oleh yg besar. Dan yg kemarin kayaknya gitu juga yg terjadi ya. Di lorong 204, yg khusus untuk jemaah dari Afrika dan Timur Tengah... nyempil satu kloter warga Indonesia dari Surabaya. Duh ampun. Sudahlah dikasih tahu jalur itu diatur untuk jemaah berbadan besar... kenapa juga ya masih mau lewat situ?
Gue nggak paham, kenapa ada yg desak2an, kenapa ada yg nekat lewat jalan yg bukan untuknya, kenapa ada yg bikin macet... gue blm pernah naik haji jd nggak tahu. Tapi... gue tahu dan yakin kalau semua bisa dihindari seandainya mereka antri.
Duh biyung. Antri. Antri. Antri. Susah sekali ya disuruh antri. Seperti pengalaman waktu umroh. Masuk Raudah desak2an. Ada yg ngeyel mau cium hajar aswad... desak2an. Ada yg mau thawaf di dekat kabah... desak2an. Ada yg mau shola di Hijr Ismail... desak2an juga. Mau ibadah aja kok susah banget....
Pdh ya, yg mau lihat lukisan Monalisa di Louvre... antri lho. Yg mau nonton Bon Jovi, antri. Yg mau ikutan Indonesian Idol jg antri dari pagi sampai malam... meskipun blm tentu lolos seleksi. Gue pernah antri hampir 2 jam utk bisa dapat tiket kuliah umum Bill Clinton. Utk sesuatu yg tdk ada pahalanya di akherat, orang2 mau antri. Trus kenapa nggak mau antri buat urusan ibadah? Yg seharusnya lebih khusyu dan lebih tertib. Memangnya kalau uwel2an gitu bisa konsentrasi berdoa? Mungkin harus ada yg mengaturnya agar bisa antri dgn tertib. Hrs ada tata tertib yg jelas, jadwal yg lebih ketat mungkin, sehingga nggak semua orang tumplek blek di waktu yg sama.
Ibadah memang urusan kita dengan Allah SWT. Seringkali kita enggan mengungkit soal ibadah ini, krn takut dibilang tdk ikhlas, hitung2an sama Allah. Kita diam saja kalau departemen Agama ribet ini itu, krn kita sangat takut ibadah kita tercela.
Pdh mestinya kita pergunakan akal yg sdh dikaruniakan Allah ke kita, untuk berpikir lbh panjang, utk bertindak lebih jauh. Kita boleh kok menuntut hak kita. Buat pergi ke Arab Saudi, hrs urus visa, hrs bayar ini itu. Artinya, ada hak kita utk menuntut keselamatan & kenyamanan ibadah. Susah... ya memang. Tp itu hrs dipikirin, namanya dunia makin maju, masak dalam urusan ibadah nggak maju2. Dulu jg tempat jumroh cuma batu, skrg dibikin bertingkat. Artinya, kemajuan itu bisa mendukung ibadah. Kemajuan (berpikir) hrs dimanfaatkan untuk membuat ibadah lebih baik, kan?
Rasanya sih bisa deh kita bikin petisi supaya ada antrian di tempat2 suci di Arab Saudi. Jd nggak ada lagi tuh, jemaah yg telat masuk ke Arafah (yg artinya terlambat wukuf). Dan yg jelas nggak ada yg jadi korban desak2an mau menuju tempat lempar jumroh. Kalau sdh dijadwal dan semua tertib ikut jadwal, bisa gantian kan. Bisa antri. Toh kalau ibadah lebih nyaman dan lebih tenang, jemaah juga kan yg menikmatinya?
Thursday, September 24, 2015
Hari Raya Kurban
Selamat Idul Adha. Semoga kita bisa selalu mencari rezeki halal yg diridhoi Allah SWT. Amin.
Kurban
Aria: Aku kurban apa?
Ibu : Sapi
Aria: Di mana?
Ibu : Titip ustad Agus.
Aria: Ooooh.... hmm... kok aku nggak bayar apa2?
(Gaya banget yak anak gue)
Ibu : Sapi
Aria: Di mana?
Ibu : Titip ustad Agus.
Aria: Ooooh.... hmm... kok aku nggak bayar apa2?
(Gaya banget yak anak gue)
Wednesday, September 23, 2015
Apakah itu Cinta?
Seorang perempuan cantik, pintar, sehat bugar, punya banyak kegiatan sosial.
Korban KDRT.
Rasanya gue ikut lega waktu tahu dia akhirnya menggugat cerai suaminya. Semoga dia segera menemukan cinta baru. Amin.
Korban KDRT.
Rasanya gue ikut lega waktu tahu dia akhirnya menggugat cerai suaminya. Semoga dia segera menemukan cinta baru. Amin.
Tuesday, September 22, 2015
Back to Square One
Sebagai editor, gue gembira punya tombol2 "backspace", "undo", atau "delete" di komputer. Dgn mudah gue bisa edit ini itu, trus bisa kembali ke tempat2 yg pengen gue edit ulang atau gue kembalikan lagi ke awalnya (editor galau). Dan itu nggak sekali dua kali. Terutama kalau kisruh sedang melanda... Khusus tulisan personal, bisa gue tengok2 lagi dan edit2 lagi meskipun sdh lama gue bikin (yg mana skrg ini sdh lama tidak menulis hadooooohhhh). Hanya deadline percetakan yg nggak bisa dilawan, yg akhirnya bikin gue ikhlas ngirim tulisan final. Hahahaha....
Dgn keriangan punya tombol2 itu, pernah mikir2, kalau misalnya ada tombol undo... untuk perjalanan hidup. Atau tombol reset... hmmm... mau reset sampai sejauh apa? Atau mau undo yg mana?
Hmm... gue tentu tidak mau "undo" Aria. Widiiiih... meskipun dulu nggak pengen punya, skrg malah nggak kepikiran kalau dia nggak ada. Gue jg nggak mau "reset" pindah kerja. Krn kerjaan skrg seru. Oooh... mungkin reset sampai masa nggak ada onde2 yg mengganggu ketentraman kerja boleh lah....
Reset sampai mana lagi ya? Mau undo apa lagi ya? Ahahaha... khayal babu.
Kalau bisa gue akan reset sampai masa tertentu, sdh punya Aria, sdh bekerja, sdh bercerai.... and at the moment someone popped up in my window... from out of nowhere.
Yg jelas gue akan menggunakan reset button itu untuk kembali ke masa jumpa2, lalu banyak2 minta maaf dan berterima kasih. Maaf atas segala kengawuran, dan terima kasih atas semua keceriaan.
Dgn keriangan punya tombol2 itu, pernah mikir2, kalau misalnya ada tombol undo... untuk perjalanan hidup. Atau tombol reset... hmmm... mau reset sampai sejauh apa? Atau mau undo yg mana?
Hmm... gue tentu tidak mau "undo" Aria. Widiiiih... meskipun dulu nggak pengen punya, skrg malah nggak kepikiran kalau dia nggak ada. Gue jg nggak mau "reset" pindah kerja. Krn kerjaan skrg seru. Oooh... mungkin reset sampai masa nggak ada onde2 yg mengganggu ketentraman kerja boleh lah....
Reset sampai mana lagi ya? Mau undo apa lagi ya? Ahahaha... khayal babu.
Kalau bisa gue akan reset sampai masa tertentu, sdh punya Aria, sdh bekerja, sdh bercerai.... and at the moment someone popped up in my window... from out of nowhere.
Yg jelas gue akan menggunakan reset button itu untuk kembali ke masa jumpa2, lalu banyak2 minta maaf dan berterima kasih. Maaf atas segala kengawuran, dan terima kasih atas semua keceriaan.
Monday, September 21, 2015
Away from Home
Aria sudah gue tinggal untuk business trip sejak umur 6 bulan. Tp ternyata dia nggak suka dan nggak terbiasa.
Sejak semalam waktu packing, dia sdh bawel di kamar. Trus tadi pagi waktu naik taksi, dia mulai rusuh ini itu. Selalu ada drama kalau ibunya pamitan mau pergi.
Ya... ya... ya....
Sejak semalam waktu packing, dia sdh bawel di kamar. Trus tadi pagi waktu naik taksi, dia mulai rusuh ini itu. Selalu ada drama kalau ibunya pamitan mau pergi.
Ya... ya... ya....
Sunday, September 20, 2015
New Kids on The House
Apakah Brita & Brino yg lagi main di dalam kandang terlihat di foto?
Bbrp waktu lalu kami dihadiahi warisan sepasang ayam. Nggak pernah kepikiran mau pelihara hewan (selain ikan) di Playhouse. Tp kasihan jg kalau ayam ini nggak diurus. Akhirnya setelah dapat pet sitter yg mau merawat (aku takuuuttt), pindahlah B&B ke BSD. Berkat rutin dimandikan, makanannya diurus, ayam2 ini sehat & gembira. Tiap pagi Brino berkokok kenceng bgt. Kapan itu Brita pernah bertelur... tp lalu telurnya dia makan sendiri. Pikirnya healthy breakfast kali ya....
Kehebohan dimulai waktu the principal architect in the house resah lihat kandang ayam polos. Pap mau kalau ada binatang ya rumahnya hrs match dgn Playhouse. Menurut nganaaaa....
Ya terserah situlah. Dan begitulah jadinya... kandang ayam nan ciamik dgn lampu & tempat makanan dr IKEA. Kata tukang yg bikin, "Niki kombong ayam langkung sae timbang kontrakan kulo."
Playhouse meskipun letaknya di ujung cluster... di pojokan pula... tp ga pernah sepi. Mobil yg lewat biasanya melambat. Anak2 yg bersepeda pasti berhenti dulu. Ya sudahlah kalau gue di rumah pasti gue dadah2 (soalnya kelihatan bgt... ga ada korden). Nah sekarang rumah B&B ini semakin bikin yg lewat pengen lihat2... hahaha....
Saturday, September 19, 2015
September
Never do this to my ex(es). But since you are a special edition, you need a special treatment too, I guess.
So I am deleting your contact in my phone. Ciao bella....
So I am deleting your contact in my phone. Ciao bella....
Friday, September 18, 2015
Pretty
I try to dress up a bit on Friday. So I'll be ready just in case there is a last minute invitation.
Thursday, September 17, 2015
Soulmate
Kira-kira sebulan lalu, di grup wa kantor lama nongol pesan: mamaku meninggal. Spt biasa kalau ada berita kematian, gue selalu ingin hadir utk keluarga yg ditinggalkan. Just to be there. Seringnya bbrp hari setelahnya. Waktu pengajian biasanya. Tp kesibukan dan gonjang ganjing duniawi cukup menenggelamkan gue. Sampai akhirnya sebulan berlalu dan gue belum ke rumah teman gue itu sama sekali. Trus, dua hari lalu, dia msg lagi di grup: papaku meninggal.
Innalillahi wa innailaihi rajiuun.
Akhirnya kemarin membulatkan tekad harus datang ke rumahnya. Sejauh apa pun. Beda provinsi euy.
Di tengah suasana duka, teman gue bercerita. Ayahnya sdh sejak lama sakit jantung. Banyak penyumbatan. Tahun 2008 pernah operasi by pass. Dan sejak itu, sering gangguan sesak napas. Ya namanya sakit jantung. Tdk putus asa, si ayah tetap aktif olahraga untuk jaga kebugaran. Tapi justru si ibu yg sehat bugar malah lebih dulu dipanggil Allah SWT. Suatu pagi, setelah mengurus keperluan si ayah, tiba2 ibu sesak napas. Lalu dibawa ke RS. Lalu meninggal. Sudah. Sungguh memang mati rahasia Tuhan. Tidak perlu sakit, tidak perlu kecelakaan, kalau memang takdir dijemput ajal, ya sudah. Lalu 40 hari kemudian, kemarin, si ayah menyusul. Meninggal dunia krn gagal jantung.
Teman gue dan keluarganya tentu sedih berlipat ganda, kehilangan orang tercinta susul menyusul. Gue pun turut berduka. Tapi, kematian ayah dan ibu yang berdekatan waktunya itu sangat mengagumkan gue. Aren't they soulmate? Mereka sungguh tidak bisa hidup tanpa pasangannya. Takdir membuat yg satu segera menyusul yg lain. Terima kasih Tuhan sudah menunjukkan contoh bahwa ada cinta sejati di dunia.
Innalillahi wa innailaihi rajiuun.
Akhirnya kemarin membulatkan tekad harus datang ke rumahnya. Sejauh apa pun. Beda provinsi euy.
Di tengah suasana duka, teman gue bercerita. Ayahnya sdh sejak lama sakit jantung. Banyak penyumbatan. Tahun 2008 pernah operasi by pass. Dan sejak itu, sering gangguan sesak napas. Ya namanya sakit jantung. Tdk putus asa, si ayah tetap aktif olahraga untuk jaga kebugaran. Tapi justru si ibu yg sehat bugar malah lebih dulu dipanggil Allah SWT. Suatu pagi, setelah mengurus keperluan si ayah, tiba2 ibu sesak napas. Lalu dibawa ke RS. Lalu meninggal. Sudah. Sungguh memang mati rahasia Tuhan. Tidak perlu sakit, tidak perlu kecelakaan, kalau memang takdir dijemput ajal, ya sudah. Lalu 40 hari kemudian, kemarin, si ayah menyusul. Meninggal dunia krn gagal jantung.
Teman gue dan keluarganya tentu sedih berlipat ganda, kehilangan orang tercinta susul menyusul. Gue pun turut berduka. Tapi, kematian ayah dan ibu yang berdekatan waktunya itu sangat mengagumkan gue. Aren't they soulmate? Mereka sungguh tidak bisa hidup tanpa pasangannya. Takdir membuat yg satu segera menyusul yg lain. Terima kasih Tuhan sudah menunjukkan contoh bahwa ada cinta sejati di dunia.
Tuesday, September 15, 2015
Monday, September 14, 2015
Dunia Jawa
Hari Minggu sengaja jauh2 nyetir ke Galnas, lihat pameran Javascript Eddy Susanto. Hhmm... bukan... ini bukan pameran programming....
Eddy menggali identitas Jawa, lewat bahasa tulisan. Dia konsentrasi pada aksara. Jadi huruf2 Jawa nan njelimet itu dia rangkai jadi lukisan. Dia tulis serat Centhini dalam bahasa Jawa. Juga beberapa kitab dia tulis dalam aksara Jawa. Ada ruang khusus untuk karya Eddy yang "menerjemahkan" situs terkini dalam huruf Jawa.
Apa artinya?
Nggak tahu. Baca juga nggak bisa. Ada sih yg bisa gue baca... dikit banget... paling yg hurufnya sederhana. Kalau sudah "kena" pangkon-taling-pepet.... mati kutu. Baca juga hanya baca. Macam mengaji aja deh. Bisa baca tapi nggak paham artinya. Ha ha ha....
Herannya, pameran kemarin itu buat gue sangat menenangkan. Di tengah terik Jakarta yg ampuuuun banget... masuk ruang pameran langsung mak nyes. Iya karena AC.... Haha... tp kalau buat gue, AC ini masih ditambah suara sinden Jawa yg bergema di seluruh ruang pamer. Gue sebagai perempuan Jawa tulen, rasanya kok ayem denger suara sinden. Langsung pengen ndeprok... nglaras... ayem tentrem.
Anyway, pameran kemarin juga buat mengajari Aria mengapresiasi seni. Dan memang cara dia melihat sebuah karya juga lucu. Khas anak2 skrg yg mau cepet dan nggak sabaran :) Dia nggak peduli tentang Jawa atau tidak... yg penting gangguin eyang... gangguin ibu. Hahahaha....
Eddy menggali identitas Jawa, lewat bahasa tulisan. Dia konsentrasi pada aksara. Jadi huruf2 Jawa nan njelimet itu dia rangkai jadi lukisan. Dia tulis serat Centhini dalam bahasa Jawa. Juga beberapa kitab dia tulis dalam aksara Jawa. Ada ruang khusus untuk karya Eddy yang "menerjemahkan" situs terkini dalam huruf Jawa.
Apa artinya?
Nggak tahu. Baca juga nggak bisa. Ada sih yg bisa gue baca... dikit banget... paling yg hurufnya sederhana. Kalau sudah "kena" pangkon-taling-pepet.... mati kutu. Baca juga hanya baca. Macam mengaji aja deh. Bisa baca tapi nggak paham artinya. Ha ha ha....
Herannya, pameran kemarin itu buat gue sangat menenangkan. Di tengah terik Jakarta yg ampuuuun banget... masuk ruang pameran langsung mak nyes. Iya karena AC.... Haha... tp kalau buat gue, AC ini masih ditambah suara sinden Jawa yg bergema di seluruh ruang pamer. Gue sebagai perempuan Jawa tulen, rasanya kok ayem denger suara sinden. Langsung pengen ndeprok... nglaras... ayem tentrem.
Anyway, pameran kemarin juga buat mengajari Aria mengapresiasi seni. Dan memang cara dia melihat sebuah karya juga lucu. Khas anak2 skrg yg mau cepet dan nggak sabaran :) Dia nggak peduli tentang Jawa atau tidak... yg penting gangguin eyang... gangguin ibu. Hahahaha....
Thursday, September 10, 2015
Ah... This Song...
You On My Mind
Friends say I'll get over you soon
Thoughts of you come back to fill me with gloom
Time forgets but I'm not over you yet
There's no sense of asking why
Until the tears run dry
There's no one but you on my mind
Searching for a perfect ending that we'll never find
If we could make it work this time
Years have flown by since you've been gone
This broken heart of mine's been waiting too long
All alone without you I can't carry on
There's no sense of asking why
Until I'm there by your side
There's no one but you on my mind
Searching for a perfect ending that we'll never find
If we could make it work this time
We could plant tomorrow's dreams now together
In a garden to last forever more
All the flowers would grow
From the seeds we'd sow...
There's no one but you on my mind
Searching for a perfect ending that we'll never find
If we could make it work this time
There's no sense of asking why
Until the tears run dry
I could be there by your side
If you would only change your mind
If we could make it work this time
(SOS)
Subscribe to:
Posts (Atom)