Kenapa ya gue tidak pernah bisa tidak punya teman yg pembohong?
Sebutlah skrg ini dia sebagai Y. Orangnya pede sejuta. Kalau baru kenal pasti kesannya pinter ngomong dan ramah dan manis. Pokoknya juara. Yg membuat gue waktu dikasih tahu kalau dia pernah menggelapkan uang, trus mengernyit 'masak sih dia begitu?'
Dia blm lama bergabung di kantor ini. Dan kenyataan bahwa dia 'dibajak' tentunya menunjukkan kualitas dia dong? Dulu sih harapan terhadap dia cukup tinggi, krn dia selalu optimis dan bisa menularkan optimisme ke sekitarnya.
Krn hubungan kerja kita yg dekat, akhirnya dia jd nempel2 tuh sama gue. Dan bbrp kali dia gue denger ngenalin gue sbg 'sahabatnya'. Ok deh kakak. Nggak apa2 juga sih....
Suatu ketika dia pernah bilang bhw dia prihatin setiap lihat Aria. Krn anak gue menurutnya persis spt dia dulu: ditinggal ayahnya. Lalu dia cerita soal kesedihan2 sejak bapaknya kepincut sama perempuan salon dan meninggalkan ibunya yg lalu depresi. Trus bapaknya yg tadinya punya perusahaan ini itu jadi bangkrut, sampai skrg suka tiba2 sms minta uang ke dia. Menyedihkan bener....
Cerita hidup susah ini masih panjaaaaaang.... Di dalamnya termasuk petualangan cinta yg membuat gue nyengir krn ngeriiiiii....
Spt biasa gue setengah nggak peduli dgn yg kayak gini2. Ya terserah saja deh, apa pun, itu kan hidup dia ya....
Hanya yg agak mengganggu adalah dia spt haus afirmasi. Jd dia memakai bbrp org di kantor ini sbg 'bukti' bahwa dia hits & top. Huh. Masih terserah sih, tp kalau trus dia sok2 hidup wah, pdh tiap bulan selalu ngejogrok di depan gue dgn cerita kesulitan keuangan... kan males ya? Masak hari ini ngaku nggak punya duit, tahu2 minggu depan liburan ke Belitung? Semprul.
Trus dia suka sok ngajak2 makan di sana sini... waktu bayar2an tiba2 diem aja nggak ikut patungan. Idiiiiih.
Makin lama makin terlihat bahwa tong kosong nyaring bunyinya. Setelah urusan keuangan personal yg amburadul, ini anak kok ga ada hasilnya buat kerjaan ya? Makin hari target makin jauh dr tercapai. Sayangnya, bukan wewenang gue buat menegur. Gue hanya bisa ngasih masukan. Tp deg2an juga kalau target meleset melulu, kasihan dong anak2 gue bisa2 ga dpt bonus tahunan.
Dan... makin hari kok makin banyak omongan dia yg nggak konsisten. Bahwa sekali kamu berbohong, kamu harus berbohong terus. Ya kan? Dan dia suka lupa kalau dia sdh berbohong. Sekali ngomong gitu, berikutnya ngomong gini. He?
Terakhir yg menggemparkan adalah kasus uang dgn kantor. Katanya, dia mengaburkan data pemasukan kantor dari kegiatan tahunan. Jumlahnya dari ratusan ribu sampai sekian juta. Setelah dihitung.... total ada 24 jt yg hrs dia kembalikan.
Waktu gue tanya ke dia soal ini, dia bisa mengarang cerita yg masuk akal soal asistennya (yg skrg sdh resign) yg menyebabkan ini terjadi. Tp somehow gue tdk percaya.... Hmm....
Dia ini seperti hidup dalam ilusi. Yg jadinya mirip2 spt cerita dongeng.
Padahal... kemungkinan besar sih dia berbohong. Medeni.
Thursday, March 31, 2011
Wednesday, March 23, 2011
Rumah Kami
Ini mungkin bisa dibilang posting lanjutan dari yg sebelumnya.
Setelah open house hari sabtu kemarin... banyak komen soal rumah yg gue dengar atau baca. Sebelum open house, papap sempat posted a note di FB, ttg kecemasan dia soal komentar orang2. Yaaaa... gue sih ngerti kecemasan dia. Mungkin sama spt mules2nya gue kalau majalah mau terbit :)
Banyak memang komentar ttg rumah. Ada yg bilang bagus. Ada yg bilang sbg rumah berdesain biasa tapi krn punya prosotan jd bagus. Atau: rumah yg nggak jelas, krn warnanya abu2. Ada yg memuji desain rumahnya bagus tapi nggak ramah anak2. Ada yg mengritik bahannya (full concrete) yg mahal dan panas. Dll....
Buat gue yg tinggal di dalamnya... gue kok nggak peduli dgn komen2 itu :D
Rumah itu tetap akan menjadi rumah yg terbagus buat gue. Just for a simple reason: because it is my house, our home.
Dan memang, gue spt papap yg memaknai rumah itu bukan krn prosotannya atau krn atap betonnya, tp karena kejadian tiap hari yg ada di bawah atapnya. Bahkan sebelum rumah itu dihuni, sdh banyak kejadian yg tersimpan di memori.
Siapa yg tahu kalau dapur dibangun dgn mas kawin gue? Lalu tiba2 ada yg ngasih 'kado' lantai marmer. Di tengah2 pembangunan mau selesai, uang habis... dan gue merelakan beberapa perhiasan masuk toko emas cikini. Pinjaman lunak (dipresto, digiling, diayak.... sampai halus banget... love you, dear....) dari OmD tentu nggak boleh dilupakan juga, krn kalau nggak ada itu, ruang baca, kamar mandi gue & kamar Aria bisa2 nggak jadi. Dan banyak sekali hal2 semacam itu yg dulu bikin tekanan darah jd tinggi, skrg alhamdulillah sdh berlalu.
Rumah itu menjadi rumah yg terbagus, setelah melalui 'perjuangan' membangunnya. Krn kami bukan keluarga kaya yg dpt warisan kebun kelapa sawit atau tambang batubara. Jd semua yg ada di situ betul2 sdh maksimal bener :p
Rumah itu tetap menjadi yg terbagus krn di dalamnya gue melihat Aria tumbuh. Rumah itu menyaksikan jutaan pelukan dan ciuman yg terjadi antara gue dan Aria. Merekam interaksi istimewa antara Aria & eyang. Dan menandai hubungan tom & jerry antara Aria & papap. Pintu kamar rumah itu jadi jalan surat2 Aria, salah satunya bertuliskan: semoga ibu sembuh, waktu gue sakit dan dia nggak bisa tidur sama gue. Gue selalu kangen momen2 wajah Aria nongol di jendela, waktu gue di kamar dan dia pengen gangguin gue.
Dgn segala kelebihan dan kekurangannya, rumah itu akan selalu menjadi yang terbagus buat kami yg tinggal di dalamnya.
Setelah open house hari sabtu kemarin... banyak komen soal rumah yg gue dengar atau baca. Sebelum open house, papap sempat posted a note di FB, ttg kecemasan dia soal komentar orang2. Yaaaa... gue sih ngerti kecemasan dia. Mungkin sama spt mules2nya gue kalau majalah mau terbit :)
Banyak memang komentar ttg rumah. Ada yg bilang bagus. Ada yg bilang sbg rumah berdesain biasa tapi krn punya prosotan jd bagus. Atau: rumah yg nggak jelas, krn warnanya abu2. Ada yg memuji desain rumahnya bagus tapi nggak ramah anak2. Ada yg mengritik bahannya (full concrete) yg mahal dan panas. Dll....
Buat gue yg tinggal di dalamnya... gue kok nggak peduli dgn komen2 itu :D
Rumah itu tetap akan menjadi rumah yg terbagus buat gue. Just for a simple reason: because it is my house, our home.
Dan memang, gue spt papap yg memaknai rumah itu bukan krn prosotannya atau krn atap betonnya, tp karena kejadian tiap hari yg ada di bawah atapnya. Bahkan sebelum rumah itu dihuni, sdh banyak kejadian yg tersimpan di memori.
Siapa yg tahu kalau dapur dibangun dgn mas kawin gue? Lalu tiba2 ada yg ngasih 'kado' lantai marmer. Di tengah2 pembangunan mau selesai, uang habis... dan gue merelakan beberapa perhiasan masuk toko emas cikini. Pinjaman lunak (dipresto, digiling, diayak.... sampai halus banget... love you, dear....) dari OmD tentu nggak boleh dilupakan juga, krn kalau nggak ada itu, ruang baca, kamar mandi gue & kamar Aria bisa2 nggak jadi. Dan banyak sekali hal2 semacam itu yg dulu bikin tekanan darah jd tinggi, skrg alhamdulillah sdh berlalu.
Rumah itu menjadi rumah yg terbagus, setelah melalui 'perjuangan' membangunnya. Krn kami bukan keluarga kaya yg dpt warisan kebun kelapa sawit atau tambang batubara. Jd semua yg ada di situ betul2 sdh maksimal bener :p
Rumah itu tetap menjadi yg terbagus krn di dalamnya gue melihat Aria tumbuh. Rumah itu menyaksikan jutaan pelukan dan ciuman yg terjadi antara gue dan Aria. Merekam interaksi istimewa antara Aria & eyang. Dan menandai hubungan tom & jerry antara Aria & papap. Pintu kamar rumah itu jadi jalan surat2 Aria, salah satunya bertuliskan: semoga ibu sembuh, waktu gue sakit dan dia nggak bisa tidur sama gue. Gue selalu kangen momen2 wajah Aria nongol di jendela, waktu gue di kamar dan dia pengen gangguin gue.
Dgn segala kelebihan dan kekurangannya, rumah itu akan selalu menjadi yang terbagus buat kami yg tinggal di dalamnya.
Thursday, March 17, 2011
Our House.... The House
Waktu dulu beli rumah di BsD... membayangkan suatu saat akan tinggal di rumah mungil berdua dgn Aria. Makanya sengaja cari rumah cluster, yg pakai satpam di gerbangnya, spy nggak perlu cemas kalau misalnya ninggalin Aria waktu gue kerja. Rencana yg mantap.
Suatu ketika, Papap pulang for good, berhasil mencairkan uang asuransi dia di Singapura. Trus, dia lihat tanah di sebelah rumah, masih available. Dia beli. Bayangan gue langsung makin manis... tinggal di rumah mungil dgn halaman maha luas. Di sudut. Ciamik.
Ternyata, ketika ide pindah rumah keluar pas Aria masuk SD (biar pas gitu), tahu2 eyang goncang. Ya sdh kebayang sih akan sulit buat eyang lepas dr berlian cimuk, tp nggak kebayang bhw akhirnya.... eyang memutuskan jual rumah dan ikut pindah! Hahahahaha.... Jd eyang jual rumah, ngasih uangnya ke Papap, suruh bangun rumah di kavling sebelah. He? Pdh waktu itu sdh 6 bln lagi sblm tahun ajaran baru. Dan Aria blm SD jg sih. Aneh lah pokoke.
Akhirnya malah lucu krn tiba2 rumah eyang laku pdh rumah BSD blm siap huni. Halaaaah.... jadilah ngontrak dulu hampir setahun.
Iyaaaa.... Papap mana mungkin bangun rumah 'biasa'. Mustahil. Yg ada dia bongkar rumah gue, dia sisakan HANYA sepotong closet duduk di tempat semula. Yg lain dia bongkar. Habis. Musnahlah rumahku....
"Kamu harus punya rumah yg bagus," kata Papap waktu gue komplen kok rumah gue ikut diambrukin. "Rumah ini akan masuk banyak majalah dan dibicarakan."
Dasar khayalan arsitek. Sak karepmu.
Gue masih inget waktu proses gambar rumah, spt biasa Aria ikut cawe2, trus dia bilang, "Aku mau prosotan. Aku mau prosotan. Jd kalau pagi2 mobil jemputan sekolah datang, aku bisa merosot spy cepet turun dr kamarku."
Daaaaan... prosotan itu terwujudlah. Dr lt.2 ke lt.1. Dibuat dr beton solid. Yg makan semen entah berapa karung. Sempat bongkar pasang bbrp kali krn nggak sesuai dgn keinginan prosotan silinder. Akhirnya jadi juga.
Terus terang, rumah dgn prosotan solid ini memang ajaib bentuknya. Selain semua dibuat dr beton, termasuk atap pun beton, desainnya malu2. Jd di depan nggak ada jendela besar, tp di belakang kaca semua jd 'bolong' dan terang benderang. Prosotan dr luar rumah akan kelihatan seperti silinder nggak jelas. Sama Papap, di bawahnya dibangun kolam ikan yg lebar banget, jd pantulan silinder nggak jelas ini akan seksi sekali di atas air. Hmmm... daya khayal yang mantap!
Sakin banyaknya semen dan besi yg dipakai utk rumah ini...jg kamar krn 4 kamar mandi dan 2 dapur artinya pengeluaran yg luar biasa.... tabungan gue dan Papap ludes. Beneran duit habis bis bis... sampai skrg blm bisa bikin lemari. Hehehehehe.... Babak belur deh pokoknya. Sisa tabungan gue hanya bisa buat beli ranjang & kasur ukuran queen plus AC. Bahkan kamar Aria pun blm jadi tuh sampai skrg. Alon alon asal kelakon.
Sejak pindah ke rumah itu setahun lalu.... rumah itu sdh bbrp kali jd 'objek wisata' :D Bbrp mahasiswa sering dateng di sabtu atau minggu, utk lihat2. Kadang2 ada org lihat dr google 'Play House' trus telp Papap, diajak mampir. Rumah sdh dimuat di bbrp majalah, terakhir jd cover GriyaAsri. Hampir semua majalah arsitektur memuatnya. Entah dari sisi Aboday, sang arsitek, atau dr rumahnya sendiri. Pokok bahasan apa lagi kalau bukan si prosotan gembira. Oh ya, rumah jg berhasil dpt penghargaan di London, trus masuk dalam buku Exceptional Dwelling. Ada satu fotografer arsitek, Iwan Baahn -semoga ga salah tulis namanya, yg dateng khusus utk motret rumah bsd. Imelda Akmal si penulis arsitektur populer itu sdh bbrp kali datang ke rumah....
Yg seru.... Sabtu besok rumah itu jd objek tinjauan (katanya) 100 arsitek anggota IAI. Saking banyaknya yg mau dateng, sampai ada EO yg khusus mengurus mrk. Dan akhirnya diputuskan mobil2 tdk boleh masuk cluster, silakan parkir di lapangan lalu jalan kaki. Hahahahaha.... kayaknya lucu jg ya kalau gue ngojek... 5000 per orang, kali 100. Nah.... yuuuuuk.... hahahaha....
Mbuh wis.
Kemarin ditawarin, kalau mau, keluarga pindah sementara ke hotel spy nggak terganggu. Tp kayaknya gue mau ambil duit hotelnya aja... buat jalan2 sama Aria. Hore....
Yg jelas.... kesampaian cita2 Papap bikin a famous house. Khayalan itu jadi nyata. He must be proud of it. And we are proud of him, definitely.
Suatu ketika, Papap pulang for good, berhasil mencairkan uang asuransi dia di Singapura. Trus, dia lihat tanah di sebelah rumah, masih available. Dia beli. Bayangan gue langsung makin manis... tinggal di rumah mungil dgn halaman maha luas. Di sudut. Ciamik.
Ternyata, ketika ide pindah rumah keluar pas Aria masuk SD (biar pas gitu), tahu2 eyang goncang. Ya sdh kebayang sih akan sulit buat eyang lepas dr berlian cimuk, tp nggak kebayang bhw akhirnya.... eyang memutuskan jual rumah dan ikut pindah! Hahahahaha.... Jd eyang jual rumah, ngasih uangnya ke Papap, suruh bangun rumah di kavling sebelah. He? Pdh waktu itu sdh 6 bln lagi sblm tahun ajaran baru. Dan Aria blm SD jg sih. Aneh lah pokoke.
Akhirnya malah lucu krn tiba2 rumah eyang laku pdh rumah BSD blm siap huni. Halaaaah.... jadilah ngontrak dulu hampir setahun.
Iyaaaa.... Papap mana mungkin bangun rumah 'biasa'. Mustahil. Yg ada dia bongkar rumah gue, dia sisakan HANYA sepotong closet duduk di tempat semula. Yg lain dia bongkar. Habis. Musnahlah rumahku....
"Kamu harus punya rumah yg bagus," kata Papap waktu gue komplen kok rumah gue ikut diambrukin. "Rumah ini akan masuk banyak majalah dan dibicarakan."
Dasar khayalan arsitek. Sak karepmu.
Gue masih inget waktu proses gambar rumah, spt biasa Aria ikut cawe2, trus dia bilang, "Aku mau prosotan. Aku mau prosotan. Jd kalau pagi2 mobil jemputan sekolah datang, aku bisa merosot spy cepet turun dr kamarku."
Daaaaan... prosotan itu terwujudlah. Dr lt.2 ke lt.1. Dibuat dr beton solid. Yg makan semen entah berapa karung. Sempat bongkar pasang bbrp kali krn nggak sesuai dgn keinginan prosotan silinder. Akhirnya jadi juga.
Terus terang, rumah dgn prosotan solid ini memang ajaib bentuknya. Selain semua dibuat dr beton, termasuk atap pun beton, desainnya malu2. Jd di depan nggak ada jendela besar, tp di belakang kaca semua jd 'bolong' dan terang benderang. Prosotan dr luar rumah akan kelihatan seperti silinder nggak jelas. Sama Papap, di bawahnya dibangun kolam ikan yg lebar banget, jd pantulan silinder nggak jelas ini akan seksi sekali di atas air. Hmmm... daya khayal yang mantap!
Sakin banyaknya semen dan besi yg dipakai utk rumah ini...jg kamar krn 4 kamar mandi dan 2 dapur artinya pengeluaran yg luar biasa.... tabungan gue dan Papap ludes. Beneran duit habis bis bis... sampai skrg blm bisa bikin lemari. Hehehehehe.... Babak belur deh pokoknya. Sisa tabungan gue hanya bisa buat beli ranjang & kasur ukuran queen plus AC. Bahkan kamar Aria pun blm jadi tuh sampai skrg. Alon alon asal kelakon.
Sejak pindah ke rumah itu setahun lalu.... rumah itu sdh bbrp kali jd 'objek wisata' :D Bbrp mahasiswa sering dateng di sabtu atau minggu, utk lihat2. Kadang2 ada org lihat dr google 'Play House' trus telp Papap, diajak mampir. Rumah sdh dimuat di bbrp majalah, terakhir jd cover GriyaAsri. Hampir semua majalah arsitektur memuatnya. Entah dari sisi Aboday, sang arsitek, atau dr rumahnya sendiri. Pokok bahasan apa lagi kalau bukan si prosotan gembira. Oh ya, rumah jg berhasil dpt penghargaan di London, trus masuk dalam buku Exceptional Dwelling. Ada satu fotografer arsitek, Iwan Baahn -semoga ga salah tulis namanya, yg dateng khusus utk motret rumah bsd. Imelda Akmal si penulis arsitektur populer itu sdh bbrp kali datang ke rumah....
Yg seru.... Sabtu besok rumah itu jd objek tinjauan (katanya) 100 arsitek anggota IAI. Saking banyaknya yg mau dateng, sampai ada EO yg khusus mengurus mrk. Dan akhirnya diputuskan mobil2 tdk boleh masuk cluster, silakan parkir di lapangan lalu jalan kaki. Hahahahaha.... kayaknya lucu jg ya kalau gue ngojek... 5000 per orang, kali 100. Nah.... yuuuuuk.... hahahaha....
Mbuh wis.
Kemarin ditawarin, kalau mau, keluarga pindah sementara ke hotel spy nggak terganggu. Tp kayaknya gue mau ambil duit hotelnya aja... buat jalan2 sama Aria. Hore....
Yg jelas.... kesampaian cita2 Papap bikin a famous house. Khayalan itu jadi nyata. He must be proud of it. And we are proud of him, definitely.
Monday, March 14, 2011
Di Mana Bumi Dipijak....
Sejak akhir tahun lalu, ada anggota baru di kantor. Yg tiba2 datang dan menduduki posisi penting. Eh, nggak tahu ya penting apa nggak, yg jelas posisi ini tiba2 ada krn dia datang. Atau dia di-hire krn mau ada department ini? Nggak jelas. Yg pasti, kehadiran si mbakyu ini membuat heboh.
Pertama, krn banyak org tahu di 'negara' tempat dia dulu kerja, dia termasuk 'yg dibuang.' Dr yg awalnya pejabat, trus digeser... digeser... digeser... sampai minggir banget. Trus akhirnya dia keluar deh. Tp itu pun bertahan sekian belas tahun. Ciri2 org nggak tahu diri kali ya. Hahahaha....
Kedua, org ini krn di sini punya jabatan tinggi, jd tiba2 diciptakanlah ruang khusus utk dia. Yg artinya menggeser semua yg sdh mapan di wilayah yg sempit. Sampai ada satu divisi yg pindah gedung spy ada tempat untuk dia dan (calon) anak buahnya.
Makin ga jelas krn pekerjaannya nggak diperjelas. Hanya ada 'instruksi' bhw dia akan menjadi 'tukang yg menambal genting bocor' dan mencari kemungkinan buat memperluas rumah. Utk tahu ada genting bocor atau nggak, dia lalu bikin jumpa fans bersama kami para pemangku adat di rumah2 yg sdh ada. Begonya, dia berasumsi bahwa rumah2 ini spt di negara dia dulu, dibuat dari scratch, yg dibikin dgn konsep dan filosofi yang dibikin oleh para pemangku adat. Dia lupa. Negara ini adalah negara pengimpor, yg pondasi bangunannya pun dikirim dari luar negeri. Artinya? Kami di sini tinggal bikin rumah sesuai desain yg ada dan menatanya dgn aturan yg sama dgn principal. Ada sih penyesuaian dgn karakter lokal, tentu saja, tp itu kan nggak perlu spesifikasi yg detail. Lucunya, dia baru sadar ini setelah bbrp bulan dia di sini. Jadi kalau gue bilang sih dia beneran nggak jelas tuh.
Misalnya, dia tanya gue: ada genting bocor?
Trus gue jawab: nggak.
Dia akan tanya lagi: dari mana tahu kalau nggak bocor?
Gue: Krn kita semua di dalamnya kering.
Dia: tapi harus bersiap2 kalau suatu saat ada badai.
Gue: Sudah, kan ada SOP dr kantor pusat.
Dia: Oh.
Daaaaan... makan waktu lama lah yaaaa utk tahu hal yg sama ttg semua rumah di sini.
Stlh ternyata sebagai penambal genting bocor dia nggak berguna (krn nggak ada yg dikerjakan), tiba2 muncul job desc baru lagi sebagai 'penyetrika baju yg sdh di dry clean'. Sebuah pekerjaan sia2? Betul sekali. Tapi itulah, posisi dia memang ajaib. Jd pekerjaannya pun ajaib2. Dia aja yg nggak merasa ajaib.... hahaha....
Gue sdh sering mendengar org2 di luar mempertanyakan posisi dia di negara ini. Dan gue tdk pernah bermaksud menjelekkan negara sendiri, selalu punya jawaban yg bisa mengalihkan perhatian. Sejujurnya sih krn gue jg nggak tahu fungsi dia apa. Yg jelas, gue tidak peduli dia mau kerja apa, ngapain, di mana, sbg apa, mau jabatan setinggi langit jg gue ga peduli. Kadang gue sirik sih kok dia tiba2 dpt mobil bagus aja, sementara gue hrs nunggu setahun. Tp what the heck, itu urusan dia.
Tp akhir2 ini gue nggak bisa nggak peduli, krn sbg penyetrika ini dia mulai mengganggu wilayah kerja gue di rumah ini.
Ibaratnya, gue ini adalah penenun, penjahit, lalu menampilkan baju yg sdh bersih kinclong pd para pelanggan. Nah, yg menurut gue sdh kinclong ini, kadang buat dia blm halus, jd perlu disetrika lagi.
Fine. Kalau mmg pekerjaan gue blm halus. Tp kadang2 yg dia lakukan (menurut gue) malah bikin kusut. Dan tentu saja sbg pemangku ada gue protes kok begini kok begitu. Kadang2 dia sdh setrika, gue hrs balikin lagi ke sebelumnya krn jd nggak lebih halus malah nambahin noda (!!!).
Pernah sekali waktu gue email, gue bilang gue tdk menggunakan saran dia dalam hal mesin penyetrika. Jawaban dia: saya sekadar menjalankan tugas. PRET. Nggak ada jawaban yg lbh pinter, mbak?
Kemarin ini gue jengkel sekali. Jadi, gue pikir, daripada setelah tampil jadi trus dia kusutin. Boleh nggak gue kasih ke dia masih blm finishing, spy kalau mau diganti, di-fitting, lbh enak jd nggak kerja dua kali. Semua file yg berhubungan dgn ini sdh gue kirim.
Dia menjawab dlm sebuah email ttg tugas gue sbg pemangku adat dan dia HANYA sbg penyetrika. Yg nyebelin, dia menambahkan kalimat yg intinya mengindikasikan gue bukan pemangku adat yg tepat. He? Gue cek lagi email gue ke dia, dan semua materi ada di situ, semua bahan sdh ada. Dia tinggal menyetrika kalau dia mau. Lalu kenapa dia sinis begitu ya?
Gue balikin: Saya tidak pernah meminta Anda menyetrika apa pun. Pls recheck the email, I sent you everything. Pls note that for the file you asked, I used different term than used by members of other country.
Dan dia tidak menjawab. Mungkin dia malu. Tp gue makin mempertanyakan utk apa negara ini punya org2 semacam dia. Nggak berguna sama sekali.
Gue berdoa dia segera dibuang saja ke laut. Amin.
Pertama, krn banyak org tahu di 'negara' tempat dia dulu kerja, dia termasuk 'yg dibuang.' Dr yg awalnya pejabat, trus digeser... digeser... digeser... sampai minggir banget. Trus akhirnya dia keluar deh. Tp itu pun bertahan sekian belas tahun. Ciri2 org nggak tahu diri kali ya. Hahahaha....
Kedua, org ini krn di sini punya jabatan tinggi, jd tiba2 diciptakanlah ruang khusus utk dia. Yg artinya menggeser semua yg sdh mapan di wilayah yg sempit. Sampai ada satu divisi yg pindah gedung spy ada tempat untuk dia dan (calon) anak buahnya.
Makin ga jelas krn pekerjaannya nggak diperjelas. Hanya ada 'instruksi' bhw dia akan menjadi 'tukang yg menambal genting bocor' dan mencari kemungkinan buat memperluas rumah. Utk tahu ada genting bocor atau nggak, dia lalu bikin jumpa fans bersama kami para pemangku adat di rumah2 yg sdh ada. Begonya, dia berasumsi bahwa rumah2 ini spt di negara dia dulu, dibuat dari scratch, yg dibikin dgn konsep dan filosofi yang dibikin oleh para pemangku adat. Dia lupa. Negara ini adalah negara pengimpor, yg pondasi bangunannya pun dikirim dari luar negeri. Artinya? Kami di sini tinggal bikin rumah sesuai desain yg ada dan menatanya dgn aturan yg sama dgn principal. Ada sih penyesuaian dgn karakter lokal, tentu saja, tp itu kan nggak perlu spesifikasi yg detail. Lucunya, dia baru sadar ini setelah bbrp bulan dia di sini. Jadi kalau gue bilang sih dia beneran nggak jelas tuh.
Misalnya, dia tanya gue: ada genting bocor?
Trus gue jawab: nggak.
Dia akan tanya lagi: dari mana tahu kalau nggak bocor?
Gue: Krn kita semua di dalamnya kering.
Dia: tapi harus bersiap2 kalau suatu saat ada badai.
Gue: Sudah, kan ada SOP dr kantor pusat.
Dia: Oh.
Daaaaan... makan waktu lama lah yaaaa utk tahu hal yg sama ttg semua rumah di sini.
Stlh ternyata sebagai penambal genting bocor dia nggak berguna (krn nggak ada yg dikerjakan), tiba2 muncul job desc baru lagi sebagai 'penyetrika baju yg sdh di dry clean'. Sebuah pekerjaan sia2? Betul sekali. Tapi itulah, posisi dia memang ajaib. Jd pekerjaannya pun ajaib2. Dia aja yg nggak merasa ajaib.... hahaha....
Gue sdh sering mendengar org2 di luar mempertanyakan posisi dia di negara ini. Dan gue tdk pernah bermaksud menjelekkan negara sendiri, selalu punya jawaban yg bisa mengalihkan perhatian. Sejujurnya sih krn gue jg nggak tahu fungsi dia apa. Yg jelas, gue tidak peduli dia mau kerja apa, ngapain, di mana, sbg apa, mau jabatan setinggi langit jg gue ga peduli. Kadang gue sirik sih kok dia tiba2 dpt mobil bagus aja, sementara gue hrs nunggu setahun. Tp what the heck, itu urusan dia.
Tp akhir2 ini gue nggak bisa nggak peduli, krn sbg penyetrika ini dia mulai mengganggu wilayah kerja gue di rumah ini.
Ibaratnya, gue ini adalah penenun, penjahit, lalu menampilkan baju yg sdh bersih kinclong pd para pelanggan. Nah, yg menurut gue sdh kinclong ini, kadang buat dia blm halus, jd perlu disetrika lagi.
Fine. Kalau mmg pekerjaan gue blm halus. Tp kadang2 yg dia lakukan (menurut gue) malah bikin kusut. Dan tentu saja sbg pemangku ada gue protes kok begini kok begitu. Kadang2 dia sdh setrika, gue hrs balikin lagi ke sebelumnya krn jd nggak lebih halus malah nambahin noda (!!!).
Pernah sekali waktu gue email, gue bilang gue tdk menggunakan saran dia dalam hal mesin penyetrika. Jawaban dia: saya sekadar menjalankan tugas. PRET. Nggak ada jawaban yg lbh pinter, mbak?
Kemarin ini gue jengkel sekali. Jadi, gue pikir, daripada setelah tampil jadi trus dia kusutin. Boleh nggak gue kasih ke dia masih blm finishing, spy kalau mau diganti, di-fitting, lbh enak jd nggak kerja dua kali. Semua file yg berhubungan dgn ini sdh gue kirim.
Dia menjawab dlm sebuah email ttg tugas gue sbg pemangku adat dan dia HANYA sbg penyetrika. Yg nyebelin, dia menambahkan kalimat yg intinya mengindikasikan gue bukan pemangku adat yg tepat. He? Gue cek lagi email gue ke dia, dan semua materi ada di situ, semua bahan sdh ada. Dia tinggal menyetrika kalau dia mau. Lalu kenapa dia sinis begitu ya?
Gue balikin: Saya tidak pernah meminta Anda menyetrika apa pun. Pls recheck the email, I sent you everything. Pls note that for the file you asked, I used different term than used by members of other country.
Dan dia tidak menjawab. Mungkin dia malu. Tp gue makin mempertanyakan utk apa negara ini punya org2 semacam dia. Nggak berguna sama sekali.
Gue berdoa dia segera dibuang saja ke laut. Amin.
Subscribe to:
Posts (Atom)