Wednesday, June 30, 2010
Stay
Tadi pagi salah satu seragam SD Aria jadi dan dicobain. Rasanya ga rela deh dia sdh SD. Sebentar lagi nggak mau dicium2 dan ga bobok di ibu lagi. Hiks.
Tuesday, June 22, 2010
Jakarta Kotaku Indah & Megah
Hari ini Jakarta ulang tahun yg ke 483.
Pertama kali pindah ke Jakarta tahun 1985, gue tidak suka kota ini. Banyak nyamuk, banyak sampah, bau air asin.... orang2 pun (sepertinya) nggak ramah. Ya iyalah... dibanding sm kota kecil Salatiga nan permai... Jakarta nampak buas sekali.
Bandingannya gini: rumah kami di Salatiga adalah rumah dinas tentara yg besaaaaar, dgn halaman luas di depan dan belakang. Nggak ada pagarnya, jd kadang2 di halaman depan ada tkng buah yg istirahat numpang berteduh. Hawa kotanya dingin. Krn Salatiga kota kecil, dan waktu itu bokap lumayan banyak temennya... jd kyknya ke mana pun kita pergi, semua org akan menegur dan menyapa dengan rama. Pindah ke Jakarta... dgn gaji tentara-nya bokap... yg bisa dibeli adalah rumah perumnas 3 kamar (yg mungkin ukurannya 1/2 rumah Salatiga) halamannya imut, di daerah Plumpang. Panas, tentu. Banyak nyamuk dan lalat. Got di depan rumah pun mampet dan airnya bau. Trus... nggak ada yg mau main kasti atau petak umpet sama gue. Semua anak kayaknya kalau siang dikurung di belakang pagar rumahnya masing2. Trus, untuk pindah2 ke Jakarta ini, bokap menjual mobilnya, jd ke mana2 kita naik bus. Kalau jarak dekat sih gue bisa dibonceng Vespa.
Di mata anak2 yg gue punya waktu itu... Jakarta sungguh tidak menarik. Tp gue sih menjalani dgn senang2 saja kehidupan waktu itu. Waktu sekolah naik metromini jg gembira2 aja... kayaknya jg blm terlalu macet spt skrg. Waktu SMP, dari rumah jam 6 pagi, blm telat kok sampai Cikini. Kalau skrg mungkin perlu 2 jam kali ya. Akhirnya, gue pun tumbuh menjadi anak Jakarta. Waktu pindah rumah ke daerah Kwitang, ke mana2 lebih enak krn dekat. Makin senang. Kuliah di Depok, tetep keluyuran di Jakarta. Waktu sudah kerja, makin deh akrab dengan segala rusuh seru Jakarta. Pindah rumah lagi ke Kalimalang, hanya awal2 aja merasa kejauhan... lama2 biasa. Akhirnya gue beneran menyatu dgn Jakarta. Yg kalau sdh kelamaan di luar Jakarta trus kangen sama macet. Hehehehe...
Tapi sejak ada Aria, gue agak berubah haluan. Macet Jakarta jd nggak seru lagi, krn betulan membuang waktu yg seharusnya bisa gue manfaatkan sama pangeran ganteng itu. Beberapa kali gue coba menjajaki kemungkinan kerja di kota lagi yg lebih 'ramah'. Dan sekalian jg nyari tempat yg mengajarkan bahasa daerah di sekolah, supaya anak gue bisa punya kekayaan pribadi yg langka. Semarang, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Denpasar... diintip, dilihat, ditengok.... Ketemu sama bbrp org2 yg mungkin bisa membuka jalan untuk mewujudkan keinginan gue meninggalkan Jakarta. Entah kenapa...tdk ada satu pun yg menarik hati. Banyak hal yg jd ganjalan... yg membuat gue ragu meninggalkan Jakarta. Apa ya? Nggak tahu. Pdh ada yg pekerjaannya jg sama (memang bayarannya beda banget... hehehe), tp tetep kurang enak di hati....
Akhirnya, Jakarta memang jadi tempat yg paling menarik. Meskipun skrg rumah sudah di BSD, cari uang ttp di Jkt. Tiap hari menempuh macet hampir 3 jam buat pergi-pulang kantor.
Kalau bosen di Jakarta... capek ... ya sudah... liburan saja. Bbrp hari nggak liat macet, nanti kan kangen lagi. Akhirnya seperti nggak punya pilihan untuk mencintai Jakarta apa adanya.
Pertama kali pindah ke Jakarta tahun 1985, gue tidak suka kota ini. Banyak nyamuk, banyak sampah, bau air asin.... orang2 pun (sepertinya) nggak ramah. Ya iyalah... dibanding sm kota kecil Salatiga nan permai... Jakarta nampak buas sekali.
Bandingannya gini: rumah kami di Salatiga adalah rumah dinas tentara yg besaaaaar, dgn halaman luas di depan dan belakang. Nggak ada pagarnya, jd kadang2 di halaman depan ada tkng buah yg istirahat numpang berteduh. Hawa kotanya dingin. Krn Salatiga kota kecil, dan waktu itu bokap lumayan banyak temennya... jd kyknya ke mana pun kita pergi, semua org akan menegur dan menyapa dengan rama. Pindah ke Jakarta... dgn gaji tentara-nya bokap... yg bisa dibeli adalah rumah perumnas 3 kamar (yg mungkin ukurannya 1/2 rumah Salatiga) halamannya imut, di daerah Plumpang. Panas, tentu. Banyak nyamuk dan lalat. Got di depan rumah pun mampet dan airnya bau. Trus... nggak ada yg mau main kasti atau petak umpet sama gue. Semua anak kayaknya kalau siang dikurung di belakang pagar rumahnya masing2. Trus, untuk pindah2 ke Jakarta ini, bokap menjual mobilnya, jd ke mana2 kita naik bus. Kalau jarak dekat sih gue bisa dibonceng Vespa.
Di mata anak2 yg gue punya waktu itu... Jakarta sungguh tidak menarik. Tp gue sih menjalani dgn senang2 saja kehidupan waktu itu. Waktu sekolah naik metromini jg gembira2 aja... kayaknya jg blm terlalu macet spt skrg. Waktu SMP, dari rumah jam 6 pagi, blm telat kok sampai Cikini. Kalau skrg mungkin perlu 2 jam kali ya. Akhirnya, gue pun tumbuh menjadi anak Jakarta. Waktu pindah rumah ke daerah Kwitang, ke mana2 lebih enak krn dekat. Makin senang. Kuliah di Depok, tetep keluyuran di Jakarta. Waktu sudah kerja, makin deh akrab dengan segala rusuh seru Jakarta. Pindah rumah lagi ke Kalimalang, hanya awal2 aja merasa kejauhan... lama2 biasa. Akhirnya gue beneran menyatu dgn Jakarta. Yg kalau sdh kelamaan di luar Jakarta trus kangen sama macet. Hehehehe...
Tapi sejak ada Aria, gue agak berubah haluan. Macet Jakarta jd nggak seru lagi, krn betulan membuang waktu yg seharusnya bisa gue manfaatkan sama pangeran ganteng itu. Beberapa kali gue coba menjajaki kemungkinan kerja di kota lagi yg lebih 'ramah'. Dan sekalian jg nyari tempat yg mengajarkan bahasa daerah di sekolah, supaya anak gue bisa punya kekayaan pribadi yg langka. Semarang, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Denpasar... diintip, dilihat, ditengok.... Ketemu sama bbrp org2 yg mungkin bisa membuka jalan untuk mewujudkan keinginan gue meninggalkan Jakarta. Entah kenapa...tdk ada satu pun yg menarik hati. Banyak hal yg jd ganjalan... yg membuat gue ragu meninggalkan Jakarta. Apa ya? Nggak tahu. Pdh ada yg pekerjaannya jg sama (memang bayarannya beda banget... hehehe), tp tetep kurang enak di hati....
Akhirnya, Jakarta memang jadi tempat yg paling menarik. Meskipun skrg rumah sudah di BSD, cari uang ttp di Jkt. Tiap hari menempuh macet hampir 3 jam buat pergi-pulang kantor.
Kalau bosen di Jakarta... capek ... ya sudah... liburan saja. Bbrp hari nggak liat macet, nanti kan kangen lagi. Akhirnya seperti nggak punya pilihan untuk mencintai Jakarta apa adanya.
Wednesday, June 16, 2010
Namanya
Gue lagi baca bukunya AE, Last Words of Chrisye. Kenapa yaaaa... di situ kok nama Ariel Peterpan beberapa kali disebut. Sampai akhirnya gue hapal dia ultah tgl. 16 September... sm spt Chrisye. Duileh. Akhir2 ini namanya kedengeran terus... bahkan di buku yg nggak ada hubungannya blas sama dia!
Btw, di buku itu, Chrisye bilang bhw Ariel punya bakat menjadi penyanyi legendaris. Oh... if only he knows what happen now.... Sayang memang, talentanya yg bagus bgt itu, kariernya yg cemerlang... bubar krn kebodohan.
Btw, di buku itu, Chrisye bilang bhw Ariel punya bakat menjadi penyanyi legendaris. Oh... if only he knows what happen now.... Sayang memang, talentanya yg bagus bgt itu, kariernya yg cemerlang... bubar krn kebodohan.
Monday, June 14, 2010
A Very Pretty Monday
This is a very nice day, as sweet as sugar, as beautiful as a rainbow after the rain.
Weekend kemarin, gue batalin semua undangan dan janji dan apalah itu namanya, krn jumat malem dpt surat dr sekolah Aria. Anakku ganteng itu harus rekaman buat Pentas Akhir Tahun. Lho... pentasnya kapan sih? Tgl. 19. Rasanya pengen mati berdiri. Krn tgl. 19, gue hrs isi talkshow di Pastis. Sharing session dgn sponsor sikat gigi Formula. Iklan sdh dipasang, semua sdh diatur fix. Rasanya nggak mungkin mundur lagi. I will not be available to see he plays his role, or see him sings. Dgn pemikiran seperti itu, gue batalin semua janji huru hara sabtu & minggu. I just want to spend weekend with my son. Kalaupun dia hrs di sekolah, gue pengennya dia bs langsung lihat gue begitu urusannya dia selesai.
Gue merasa bersalah? Tentu. Gue selalu berusaha profesional. Memisahkan pekerjaan dgn urusan rumah. Bahkan seumur hidup gue, bisa dihitung brp kali gue bawa kerjaan pulang. Nggak lebih dari lima kali. Gue selalu berpikir bhw bekerja untuk Aria. Ketika dia butuh gue, gue nggak ada.... krn kerja. Lah... jd bolak balik. Tp krn ini menyangkut nama baik kantor, jg nama gue, jg sponsor... dan sudah direncanakan jauh2 hari. What can I say?
Sejak gue tahu bhw gue nggak akan bisa hadir tgl. 19. Gue sibuk mencari volunteer. Nelongso sekali rasanya nanya2... papap & papacay... omderi... siapa saja yg bisa hadir tgl. 19. The more the merrier. Papap lgs cancel his trip to Sin. Yes... Aria will be on stage so it is a big event.
Perasaan nelongso ini terus sampai tadi pagi waktu berangkat ke kantor. Krn OmD memastikan nggak bisa ke Jkt tgl. 19. Juga krn papacay sepertinya hrs standby buat presidential trip. Ya sudah. Pasrah.
Kalau jd pemred hrs dilakoni dgn air mata. Ya inilah dia.
Tau2 tadi pagi begitu sampai kantor... manager marcomm nongol di ruangan gue.
"Mbak, this is the only thing I can do: kamu bebas tugas tgl. 19."
"Yg bener? Jgn gila..."
"Lho kok gila. Aku berpikir semalaman. Kamu tahu, acaranya Aria tdk akan bisa diulang. Sedangkan kita... bisa bikin talkshow kapan saja. I'll talk to the sponsor."
I was so stunned. I cannot say anything, I just hug her to show how thankful I was. OMG. And I know magic things happen. I am so blessed being surrounded by angels. Thank you all for everything.
Weekend kemarin, gue batalin semua undangan dan janji dan apalah itu namanya, krn jumat malem dpt surat dr sekolah Aria. Anakku ganteng itu harus rekaman buat Pentas Akhir Tahun. Lho... pentasnya kapan sih? Tgl. 19. Rasanya pengen mati berdiri. Krn tgl. 19, gue hrs isi talkshow di Pastis. Sharing session dgn sponsor sikat gigi Formula. Iklan sdh dipasang, semua sdh diatur fix. Rasanya nggak mungkin mundur lagi. I will not be available to see he plays his role, or see him sings. Dgn pemikiran seperti itu, gue batalin semua janji huru hara sabtu & minggu. I just want to spend weekend with my son. Kalaupun dia hrs di sekolah, gue pengennya dia bs langsung lihat gue begitu urusannya dia selesai.
Gue merasa bersalah? Tentu. Gue selalu berusaha profesional. Memisahkan pekerjaan dgn urusan rumah. Bahkan seumur hidup gue, bisa dihitung brp kali gue bawa kerjaan pulang. Nggak lebih dari lima kali. Gue selalu berpikir bhw bekerja untuk Aria. Ketika dia butuh gue, gue nggak ada.... krn kerja. Lah... jd bolak balik. Tp krn ini menyangkut nama baik kantor, jg nama gue, jg sponsor... dan sudah direncanakan jauh2 hari. What can I say?
Sejak gue tahu bhw gue nggak akan bisa hadir tgl. 19. Gue sibuk mencari volunteer. Nelongso sekali rasanya nanya2... papap & papacay... omderi... siapa saja yg bisa hadir tgl. 19. The more the merrier. Papap lgs cancel his trip to Sin. Yes... Aria will be on stage so it is a big event.
Perasaan nelongso ini terus sampai tadi pagi waktu berangkat ke kantor. Krn OmD memastikan nggak bisa ke Jkt tgl. 19. Juga krn papacay sepertinya hrs standby buat presidential trip. Ya sudah. Pasrah.
Kalau jd pemred hrs dilakoni dgn air mata. Ya inilah dia.
Tau2 tadi pagi begitu sampai kantor... manager marcomm nongol di ruangan gue.
"Mbak, this is the only thing I can do: kamu bebas tugas tgl. 19."
"Yg bener? Jgn gila..."
"Lho kok gila. Aku berpikir semalaman. Kamu tahu, acaranya Aria tdk akan bisa diulang. Sedangkan kita... bisa bikin talkshow kapan saja. I'll talk to the sponsor."
I was so stunned. I cannot say anything, I just hug her to show how thankful I was. OMG. And I know magic things happen. I am so blessed being surrounded by angels. Thank you all for everything.
Saturday, June 12, 2010
The Responsibility
Manusia dewasa hampir setiap detik harus bertarung. Melawan masalah-masalah yang datang. Menghadapi tantangan yang tak habis-habis. Hidup seperti sebuah pertandingan yang tidak ada selesainya.
(Taken from The last words of Chrisye by Alberthiene Endah)
(Taken from The last words of Chrisye by Alberthiene Endah)
Wednesday, June 09, 2010
Completely & Helplessly in Love
You are My Everything
Cruising when the sun goes down
Across the sea
Searching for
Something inside of me
I would find all the lost pieces
Hardly feel, deep and real
I was blinded now I see
Hey hey hey you're the one
Hey hey hey you're the one
Hey hey hey I can't live without you
Take me to your place
Where our hearts belong together
I will follow you
You're the reason that I breathe
I'll come running to you
Fill me with your love forever
I promise you one thing
That I would never let you go
'Cause you are my everything
You're the one, you're my inspiration
You're the one, yes, you're the one
You're the light that would keep me safe and warm
You're the one, yes, you're the one
Like the sun goes down, coming from above all
To the deepest ocean and highest mountain
Deep and real deep, I can see now
(Glenn Fredly)
Cruising when the sun goes down
Across the sea
Searching for
Something inside of me
I would find all the lost pieces
Hardly feel, deep and real
I was blinded now I see
Hey hey hey you're the one
Hey hey hey you're the one
Hey hey hey I can't live without you
Take me to your place
Where our hearts belong together
I will follow you
You're the reason that I breathe
I'll come running to you
Fill me with your love forever
I promise you one thing
That I would never let you go
'Cause you are my everything
You're the one, you're my inspiration
You're the one, yes, you're the one
You're the light that would keep me safe and warm
You're the one, yes, you're the one
Like the sun goes down, coming from above all
To the deepest ocean and highest mountain
Deep and real deep, I can see now
(Glenn Fredly)
Suami... Mariiiii....
Gue baru saja baca www.jandakaya.wordpress.com. Dan jd pengen nulis dgn topik sama. Hihihihi....
Temen dan org2 yg ada di sekitar gue yg melihat tingkah polah gue sehari-hari, selalu menganggap gue baik2 saja tanpa suami. Semua dlm hidup gue sih Alhamdulillah mmg bisa beres. Apalagi skrg gue tinggal bareng nyokap dan kakak gue. Banyak bgt untungnya jadi single mom yg dikelilingi relatives....
Tapi tentu ada saat2 yg gue jd diam trus mikir, pasti kalau punya pasangan (atau suami) lebih enak deh. Bener nggak ya?
Yg plg celaka kalau Aria yg tiba2 badannya anget. Rasanya nelongso gitu nungguin dia sendirian. Kalau ada yg nemenin pasti kan lebih seneng ya? Tp pernah kepikir jg sih, kalau ditemenin 2 org, Arianya jd manja berat nggak sih? Hmm.... Trus guenya jd makin bawel nggak ya (krn ada 'sasaran' buat dibawelin.... :p).
Curhat2 gue kadang ke nyokap, kadang2 ke temen... atau ke OmD. Sering jg akhirnya nggak jd curhat. Hmm... enak kali ya kalau ada yg siap sedia diajak ngomong kapan pun. Tp mmg suami bisa gitu ya? Kalau dia malah asyik sendiri... bukannya tambah sakit hati? Hiks.
Sering males ke mana2 krn sindrom nggak-ada-lo-nggak-rame. Tp kemarin sempet seharian liburan berdua aja sm Aria (sblm OmD join the crime)...seru jg kok. Bisa puas ngakak2 juga kok....
Efek dr video2 porno itu ke gue adalah rasa sedih krn merasa nobody wants or needs me that bad. I do need a companionship. Melihat ada seseorang yg sangat cinta pd org lain, saling mendukung, saling melindungi.... Pasti seneng ya kalau ada yg sayang sekali sama gue, take my hand when I fall and hold me when I stumble. Oh hatiku seperti disayat sembilu.... *lebaymode*
PS: sebenernya rada ngeri jg mau posting beginian, soalnya kalau tiba2 ada yg datang trus nglamar... gue bs psikosomatis. Hahahaha....
Temen dan org2 yg ada di sekitar gue yg melihat tingkah polah gue sehari-hari, selalu menganggap gue baik2 saja tanpa suami. Semua dlm hidup gue sih Alhamdulillah mmg bisa beres. Apalagi skrg gue tinggal bareng nyokap dan kakak gue. Banyak bgt untungnya jadi single mom yg dikelilingi relatives....
Tapi tentu ada saat2 yg gue jd diam trus mikir, pasti kalau punya pasangan (atau suami) lebih enak deh. Bener nggak ya?
Yg plg celaka kalau Aria yg tiba2 badannya anget. Rasanya nelongso gitu nungguin dia sendirian. Kalau ada yg nemenin pasti kan lebih seneng ya? Tp pernah kepikir jg sih, kalau ditemenin 2 org, Arianya jd manja berat nggak sih? Hmm.... Trus guenya jd makin bawel nggak ya (krn ada 'sasaran' buat dibawelin.... :p).
Curhat2 gue kadang ke nyokap, kadang2 ke temen... atau ke OmD. Sering jg akhirnya nggak jd curhat. Hmm... enak kali ya kalau ada yg siap sedia diajak ngomong kapan pun. Tp mmg suami bisa gitu ya? Kalau dia malah asyik sendiri... bukannya tambah sakit hati? Hiks.
Sering males ke mana2 krn sindrom nggak-ada-lo-nggak-rame. Tp kemarin sempet seharian liburan berdua aja sm Aria (sblm OmD join the crime)...seru jg kok. Bisa puas ngakak2 juga kok....
Efek dr video2 porno itu ke gue adalah rasa sedih krn merasa nobody wants or needs me that bad. I do need a companionship. Melihat ada seseorang yg sangat cinta pd org lain, saling mendukung, saling melindungi.... Pasti seneng ya kalau ada yg sayang sekali sama gue, take my hand when I fall and hold me when I stumble. Oh hatiku seperti disayat sembilu.... *lebaymode*
PS: sebenernya rada ngeri jg mau posting beginian, soalnya kalau tiba2 ada yg datang trus nglamar... gue bs psikosomatis. Hahahaha....
Tuesday, June 08, 2010
Video Porno Itu...
Setelah minggu lalu ditutup dgn video porno LM & A... pagi ini ruangan gue heboh lagi dgn video dr laki2 yg sama... tp perempuannya beda. Kali ini yg nongol di rekaman, wajah model yg terkenal mulutnya pedas, trus sdh bersuami dgn anak 2 pula. Ya ampun. Heboh deh dunia persilatan.
Gue tentunya melihat juga dong... Tp ya nggak perlu terlalu antusias krn dlm hati bilang "nek koyo ngono sak jane aku yo iso... hahahaha". Yg gue lihat adalah mrk melakukannya atas dasar mau sama mau. Cinta atau nggak... nggak tau deh. Tp yg jelas nggak ada paksaan. Semua dilakukan krn memang mrk mau melakukannya. Kalau dua org dewasa memutuskan make love, apa kita boleh men-judge mrk macem2?
Reaksi orang berbeda sih. Dan seru melihat tanggapan atas video2 ini. Ada yg menganggap mrk yg bikin video porno nggak bermoral. Trus mrk hrs dihukum krn melakukan perbuatan bejat. Sampai diputus kontrak oleh perusahaan yg menggunakan mrk sbg iklan krn takut produknya terpengaruh. Halah. Moral itu kan bukan urusan kita. Yg bisa menghentikan kita dari melakukan perbuatan nggak bener (menurut norma) adalah pendidikan yg kita terima dari dulu. Apakah dari orang tua atau dari sekolah... nggak penting. Banyak yang memberi benteng dgn mengajarkan agama, boleh juga. Tp krn kita (merasa) beragama lalu kita boleh mencerca mereka yg (menurut kita) nggak bermoral? Kayaknya nggak gitu deh....
Yg dilakukan si penyanyi A dgn 2 perempuan tenar itu kan urusan pribadi mereka. Rasanya sih nggak mungkin mrk sengaja pengen video2 itu diputar di dpn umum. Masak iya mrk mau pamer kegiatan mrk yg paling intim? Mrk cuma terlalu bego aja sampai video itu tersebar luas.
Mungkin lbh baik kita nggak ikut2an lihat video itu. kalau ada yg ngirim link ke kita, hapus aja, nggak usah didownload. Because you don't know what you don't see. And you can't say anything about things you didn't know, right? Jadi kita nggak perlu nambah dosa dgn mencerca, menghina, apalagi punya keinginan menuntut mrk dgn pasal meresahkan masyarakat. Krn kita nggak perlu resah kalau ada dua org saling mencinta.
Gue tentunya melihat juga dong... Tp ya nggak perlu terlalu antusias krn dlm hati bilang "nek koyo ngono sak jane aku yo iso... hahahaha". Yg gue lihat adalah mrk melakukannya atas dasar mau sama mau. Cinta atau nggak... nggak tau deh. Tp yg jelas nggak ada paksaan. Semua dilakukan krn memang mrk mau melakukannya. Kalau dua org dewasa memutuskan make love, apa kita boleh men-judge mrk macem2?
Reaksi orang berbeda sih. Dan seru melihat tanggapan atas video2 ini. Ada yg menganggap mrk yg bikin video porno nggak bermoral. Trus mrk hrs dihukum krn melakukan perbuatan bejat. Sampai diputus kontrak oleh perusahaan yg menggunakan mrk sbg iklan krn takut produknya terpengaruh. Halah. Moral itu kan bukan urusan kita. Yg bisa menghentikan kita dari melakukan perbuatan nggak bener (menurut norma) adalah pendidikan yg kita terima dari dulu. Apakah dari orang tua atau dari sekolah... nggak penting. Banyak yang memberi benteng dgn mengajarkan agama, boleh juga. Tp krn kita (merasa) beragama lalu kita boleh mencerca mereka yg (menurut kita) nggak bermoral? Kayaknya nggak gitu deh....
Yg dilakukan si penyanyi A dgn 2 perempuan tenar itu kan urusan pribadi mereka. Rasanya sih nggak mungkin mrk sengaja pengen video2 itu diputar di dpn umum. Masak iya mrk mau pamer kegiatan mrk yg paling intim? Mrk cuma terlalu bego aja sampai video itu tersebar luas.
Mungkin lbh baik kita nggak ikut2an lihat video itu. kalau ada yg ngirim link ke kita, hapus aja, nggak usah didownload. Because you don't know what you don't see. And you can't say anything about things you didn't know, right? Jadi kita nggak perlu nambah dosa dgn mencerca, menghina, apalagi punya keinginan menuntut mrk dgn pasal meresahkan masyarakat. Krn kita nggak perlu resah kalau ada dua org saling mencinta.
Tuesday, June 01, 2010
Easier Said Than Done, As Always
Seharusnya gue cerita soal tim marching band Aria, Tk Cikal Harapan, yg jd juara umum 1 Festival Open Marching X Band Bogor. Seharusnya gue cerita soal perjuangan anak2 kecil itu latihan seminggu 4 kali, trus dimarahi pelatihnya kalau salah...pdh they were just a kid who loves to play and have fun. Tentunya mrk jg lelah sekali. Blm lagi kami ibu2 ini yg jg hrs pontang panting nyariin dana untuk bertanding. Hanya untuk tampil 8 menit di suatu hari Minggu, marching band Tk itu perlu sekitar 50 juta. Sponsor pun dirayu cintanya sampai meleleh. Jd orang tua 'hanya' perlu urunan 700rb. Yaaah... kalau gue hitung sih, pengeluaran buat ngurusin ini itunya segala... total gue keluarin 1 juta. Yo wis. Yg penting akhirnya menang kan.
Tp hari ini nggak pengen cerita ttg itu. Ada sesuatu yg lbh mengganggu.
Ini gara2 hari Kamis minggu lalu, tiba2 jendela YM pop up. Biasanya gue senang kalau ada yg ngajak chatting... tp kali itu rasanya terganggu sekali krn yg pop up adalah nama ayahnya Aria. Kenapa terganggu? Nggak tahu. Yg jelas rasanya nggak enak. Mungkin krn sdh lama sekali nggak pernah chatting dgn dia? Nggak tahu juga. Stlh basa basi 'apa kabar anakku' yg (untungnya dlm hati) gue silet dgn 'tumben peduli', akhirnya dia bilang dia mau lihat anaknya bertanding marching band hari Minggu.
Gue tidak pernah memungkiri, bhw anak gue mewarisi banyak hal dari ayahnya in his blood. Intuisi thd musik yg sangat tajam adalah salah satunya. Blm lagi wajahnya yg sama persis. Jd mmg kalau dibilang mini-him... ya itulah Aria. Bahkan marching band thingy ini pun mestinya dia warisi dr ayahnya yg dedengkot marching band waktu zaman sekolah dulu. Hanya yg gue selalu sesalkan adalah ayahnya spt tdk pernah punya waktu khusus dgn anaknya. I always think Aria deserves more than that.
Sejak awal gue cerai dulu, pintu rumah selalu terbuka lebar, kapan pun dia ingin hadir. Tp dia tidak pernah memanfaatkan itu dgn baik. Bulan pertama Aria lahir, dia jenguk tiap minggu. Bulan kedua, hanya 2 kali. Bulan ketiga sekali. Bulan keempat dan seterusnya nggak datang sampai Aria ulang tahun pertama. Setelah itu baru datang lagi waktu Aria ulang tahun kedua. Lalu datang lagi waktu ulang tahun ketiga dan keempat. Artinya: ketemu Aria cuma setahun sekali. Ulang tahun kelima lewat begitu saja. Jgn dikira gue diem saja. Gue sdh coba segala cara agar dia hadir. Tp dia selalu punya sejuta alasan. Ini jg berlaku untuk yg namanya tunjangan. Dr awalnya ngasih full (setelah ditelpon berulang kali)... trus hanya ngasih setengahnya (stlh gue telpon bbrp kali), trus hanya ngasih uang sekolah (stlh di sms bbrp hari), trus akhirnya nggak ngasih apa2 sama sekali krn katanya rejekinya masih jauh...ini terjadi sejak 2 thn lalu. Sampai akhirnya, waktu dia nggak datang (jg nggka ngirim kado) pas Aria ulang tahun kelima Oktober thn lalu...that was it. I'm done. If he doesn't want to be part of his son's life, I don't care. We are ok without him anyway.
Sampai akhirnya kemarin dia pop up lagi dan bilang ingin hadir.
Gue terganggu.
Ketika hari H dia hadir (terlambat 1.5 jam!), gue diam saja. Dia said something about missed the train and lost in Bogor. Bukan urusan gue. Gue sdh bilang Aria akan tampil jam 9. Gue sendiri sdh berangkat dr rumah stlh subuh. Sementara semua org di rumah gue pun bangun pagi2 buta biar nggak kena macet ke Bogor. Jd kalau dia nggak niat dan akhirnya dateng telat... gue no comment. I'm done, remember? Jd maaf aja ya kalau kami jg nggak berminat nungguin dia lama2. By the time we wanted to go, off we went.
Spt gue duga, Aria nggak mau dekat2 ayahnya. Yaaaa... spt kalau dia ketemu stranger. Tp gue pun nggak mau bujuk2. Biar saja. Kalau mmg mau mendekati anaknya, ya silakan dekatilah sendiri. Usaha aja sendiri. Bujukan2 gue sdh nggak laku. Sdh expired bbrp bulan lewat. You are late.
Gue nggak tahu, pertemuan kemarin itu sukses atau gagal. Atau mungkin sekadar pertemuan biasa yg tdk membekas di kepala anak gue. Dalam perjalanan pulang, si ganteng itu (yg duduk di pangkuan gue krn mobil full bener) tanya, "Ibu, ayah itu siapa sih?" yg hanya bisa gue jawab dengan, "Ayah itu anaknya eyang kayu putih." What else can I say?
I really want to cry out loud. Goncang banget.
Mungkin... kalau dulu gue sempat gaplok2in bapaknya Aria waktu those accident happened, atau gue sempat tendang2in atau jedotin kepalanya ke tembok... gue akan puas dan tdk akan merasa sakit hati spt skrg. Mungkin. Mungkin kalau waktu itu gue teriak2 di wajahnya dan gue keluarin semua ganjelan hati gue, gue akan lega dan nggak akan merasa sesedih skrg. Mungkin. Atau kalau gue bisa teriak2in bhw dia tuh nyebelin banget...mungkin gue akan lbh tenang skrg. Tp gue tahu bahwa gue ini terlalu manis. Plg pol gue hanya akan diam saja. Nelongso.
I thought I let it go. I thought I forgive him. I was wrong.
Akibatnya ya begini. Semua seperti blm berakhir. Ketika dia datang, we're going to square 1. Gue masih sakit hati. Dan dia di mata gue masih tetep bego. Bego. Tolol. Goblok. Kampungan.
Barusan ini the same window popped up again. Yg akhirnya membuahkan janji ketemu lagi hari Sabtu di event kantor. Dan gue lagi2 terganggu. I am so weak.
Tp hari ini nggak pengen cerita ttg itu. Ada sesuatu yg lbh mengganggu.
Ini gara2 hari Kamis minggu lalu, tiba2 jendela YM pop up. Biasanya gue senang kalau ada yg ngajak chatting... tp kali itu rasanya terganggu sekali krn yg pop up adalah nama ayahnya Aria. Kenapa terganggu? Nggak tahu. Yg jelas rasanya nggak enak. Mungkin krn sdh lama sekali nggak pernah chatting dgn dia? Nggak tahu juga. Stlh basa basi 'apa kabar anakku' yg (untungnya dlm hati) gue silet dgn 'tumben peduli', akhirnya dia bilang dia mau lihat anaknya bertanding marching band hari Minggu.
Gue tidak pernah memungkiri, bhw anak gue mewarisi banyak hal dari ayahnya in his blood. Intuisi thd musik yg sangat tajam adalah salah satunya. Blm lagi wajahnya yg sama persis. Jd mmg kalau dibilang mini-him... ya itulah Aria. Bahkan marching band thingy ini pun mestinya dia warisi dr ayahnya yg dedengkot marching band waktu zaman sekolah dulu. Hanya yg gue selalu sesalkan adalah ayahnya spt tdk pernah punya waktu khusus dgn anaknya. I always think Aria deserves more than that.
Sejak awal gue cerai dulu, pintu rumah selalu terbuka lebar, kapan pun dia ingin hadir. Tp dia tidak pernah memanfaatkan itu dgn baik. Bulan pertama Aria lahir, dia jenguk tiap minggu. Bulan kedua, hanya 2 kali. Bulan ketiga sekali. Bulan keempat dan seterusnya nggak datang sampai Aria ulang tahun pertama. Setelah itu baru datang lagi waktu Aria ulang tahun kedua. Lalu datang lagi waktu ulang tahun ketiga dan keempat. Artinya: ketemu Aria cuma setahun sekali. Ulang tahun kelima lewat begitu saja. Jgn dikira gue diem saja. Gue sdh coba segala cara agar dia hadir. Tp dia selalu punya sejuta alasan. Ini jg berlaku untuk yg namanya tunjangan. Dr awalnya ngasih full (setelah ditelpon berulang kali)... trus hanya ngasih setengahnya (stlh gue telpon bbrp kali), trus hanya ngasih uang sekolah (stlh di sms bbrp hari), trus akhirnya nggak ngasih apa2 sama sekali krn katanya rejekinya masih jauh...ini terjadi sejak 2 thn lalu. Sampai akhirnya, waktu dia nggak datang (jg nggka ngirim kado) pas Aria ulang tahun kelima Oktober thn lalu...that was it. I'm done. If he doesn't want to be part of his son's life, I don't care. We are ok without him anyway.
Sampai akhirnya kemarin dia pop up lagi dan bilang ingin hadir.
Gue terganggu.
Ketika hari H dia hadir (terlambat 1.5 jam!), gue diam saja. Dia said something about missed the train and lost in Bogor. Bukan urusan gue. Gue sdh bilang Aria akan tampil jam 9. Gue sendiri sdh berangkat dr rumah stlh subuh. Sementara semua org di rumah gue pun bangun pagi2 buta biar nggak kena macet ke Bogor. Jd kalau dia nggak niat dan akhirnya dateng telat... gue no comment. I'm done, remember? Jd maaf aja ya kalau kami jg nggak berminat nungguin dia lama2. By the time we wanted to go, off we went.
Spt gue duga, Aria nggak mau dekat2 ayahnya. Yaaaa... spt kalau dia ketemu stranger. Tp gue pun nggak mau bujuk2. Biar saja. Kalau mmg mau mendekati anaknya, ya silakan dekatilah sendiri. Usaha aja sendiri. Bujukan2 gue sdh nggak laku. Sdh expired bbrp bulan lewat. You are late.
Gue nggak tahu, pertemuan kemarin itu sukses atau gagal. Atau mungkin sekadar pertemuan biasa yg tdk membekas di kepala anak gue. Dalam perjalanan pulang, si ganteng itu (yg duduk di pangkuan gue krn mobil full bener) tanya, "Ibu, ayah itu siapa sih?" yg hanya bisa gue jawab dengan, "Ayah itu anaknya eyang kayu putih." What else can I say?
I really want to cry out loud. Goncang banget.
Mungkin... kalau dulu gue sempat gaplok2in bapaknya Aria waktu those accident happened, atau gue sempat tendang2in atau jedotin kepalanya ke tembok... gue akan puas dan tdk akan merasa sakit hati spt skrg. Mungkin. Mungkin kalau waktu itu gue teriak2 di wajahnya dan gue keluarin semua ganjelan hati gue, gue akan lega dan nggak akan merasa sesedih skrg. Mungkin. Atau kalau gue bisa teriak2in bhw dia tuh nyebelin banget...mungkin gue akan lbh tenang skrg. Tp gue tahu bahwa gue ini terlalu manis. Plg pol gue hanya akan diam saja. Nelongso.
I thought I let it go. I thought I forgive him. I was wrong.
Akibatnya ya begini. Semua seperti blm berakhir. Ketika dia datang, we're going to square 1. Gue masih sakit hati. Dan dia di mata gue masih tetep bego. Bego. Tolol. Goblok. Kampungan.
Barusan ini the same window popped up again. Yg akhirnya membuahkan janji ketemu lagi hari Sabtu di event kantor. Dan gue lagi2 terganggu. I am so weak.
Subscribe to:
Posts (Atom)