Karena mengenal gue sebagai single mom, seorang reporter telepon, bilang pengen wawancara soal single parenting.
Meskipun merasa "gue kan gini2 aja, nggak istimewa" tp tentu saja gue nggak menolak jd narasumber. Gue selalu berusaha membantu orang lain beresin pekerjaannya. You know, doing good karma.
Jd di pengantar dikasih tahu bahwa artikel ini tujuannya untuk bantu orang lain menjawab pertanyaan anak. Dan nanti akan diperkuat oleh pendapat psikolog. Oke deh. Tapi, ternyata baru satu pertanyaan aja, wawancara lgs selesai. Krn jawaban gue nggak bisa dikembangkan jadi apa2.
Pertanyaan: Kalau anak tanya soal ayahnya, mbak jawab apa?
Hmm... hmm... Aria nggak pernah tanya soal ayahnya. Not even once. For the whole 11 years.
Trus saat itulah gue merasa bersalah, jangan2 gue menghilangkan figur ayah? Eh, apa iya ya? Padahal gue nggak menutup komunikasi. Gue nggak pernah melarang apa2 (ngomong aja nggak). Trus hrs gimana dong?
Asli gue kok jd kepikiran ya. Huh. Ternyata tidak semua niat menjadikan good karma itu berakhir baik.
No comments:
Post a Comment