Monday, November 26, 2012

(Un)Conditional Love

Gue selalu berdoa agar dijauhkan dari kancah pergunjingan. Hadeeeeuuuh.... biasa kan ibu2 kalau ngumpul yg diomongin pasti orang lain. Bahkan yg nggak dikenal pun jadi korban (gara2 nonton infotainment).

Bbrp hari lalu doa gue ga terkabul, jadilah gue terjerumus dalam ajang pergosipan gila. Gara2 gue ketemu sama temen gue di majalah yg dulu, kok skrg jadi kuruuuuussss banget. Asli tinggal tulang belulang. Dan dia pun curhit (krn hanya sempat sebentar) kalau suaminya punya pacar lagi. Gue kenal suaminya dan sangat ga menyangka bahwa a family man bisa punya pacar. Hmm.... selain bahwa gue jadi mikir lagi 'kok gue nggak kurus ya waktu dicerai', gue sempat mikir: apa memang laki2 itu harus selingkuh... minimal sekali dalam hidupnya?

Lalu serunya, gosipan ini bersambung. Astaga. Ternyata pacar si suami itu adalah 'seseorang' di dunianya. Yang artinya, banyak yg tahu ttg perselingkuhan itu. Jadi si mbak ini adalah mantan PR otomotif. Mrk ketemu pertama kali dalam journalist trip ke Jepang (si suami penulis top di majalah otomotif). Dan sejak itu mrk sangat sangat sangat dekat. Si mbak ini single parent yg kebagian gono gini lumayan yahuuuud...  Jd secara materi sama sekali nggak ganggu2 pacarnya. Hmm.... apakah dia laki2 yg beruntung?

Yg mengejutkan adalah berita kalau si suami sebenarnya sdh menikah dgn pacarnya ini. Krn dia bangga bahwa dia berhasil mempertahankan rumah tangganya tapi sekaligus membahagiakan pacar (istri kedua). Menurut si suami, tidak ada yg berubah dari hubungan dia dgn keluarga setelah ada istri kedua. Secara finansial ttp sama. Kapan pun dia diperlukan dia akan ada. Pekerjaan yg sering pergi2 kan sudah biasa? Jadi dia tidak merasa anak2 dan istri pertama bisa komplen.    

Di sisi lain, istri kedua jg nggak punya tuntutan apa2. Merasa sudah punya materi, dia hanya perlu dicintai. Ketika cinta itu datangnya dari suami orang, ya sudah. Gapapa yg penting ga ganggu2 yg lain.

Teman gue (istri pertama) akhirnya pun seperti pasrah. Krn memang terbukti suami ttp siaga, kapan pun diperlukan akan hadir. Secara materi jg ttp dicukupi sampai dia nggak kerja pun masih ttp hidup nyaman.

Trus, gue sebagai penonton sibuk menilai ini itu. Usil memikirkan, apa ini ya yg disebut unconditional love? I love you just because I love you? Nggak ada yg menuntut apa2, nggak ada yg dituntut apa2. Ya udah semua berjalan saja. Iya memang secara norma pasti ada yg terganggu...tp trus kenapa?

Pusing deh sama dunia.



1 comment:

Kanjeng Jessica said...

Trus gue somehow patah hati baca cerita ini huhuhu