Wednesday, October 06, 2010

My Love, My Life

Kemarin gue nebeng sama salah satu temen kantor yg jg tinggal di BsD. Dgn baik hati dia antar gue sampai depan rumah. Spt biasa, lihat ada mobil berhenti, Aria langsung nempel di jendela: penasaran lihat siapa yg datang. Pipinya yg bulet dan perut gendutnya itu full ada di kaca sebelah pintu. Begitu lihat gue turun dari mobil, dia langsung loncat2 spt habis dpt undian. Lucu dan seru. Dan memang gue pun senang sekali melihat Aria.

Saat itulah gue lihat ekspresi mbak teman kantor ini berubah. Hmm... nggak tahu gimana berubahnya tapi ya... jd lain saja.

Gue nggak sempat membahas, say thanks lalu turun dan dadah2.

Setelah bengong waktu Aria sdh tidur, baru gue sadar.... mbak itu tdk punya anak. Jadi dia tidak bisa merasakan senangnya ketemu anak setelah seharian di kantor. Dia nggak bisa merasakan bahwa kerusuhan di kantor jd nggak penting lagi setelah ketemu anak. Dia nggak tahu gimana rasanya menemukan 'kunci jawaban' atas semua hiruk pikuk pekerjaan dan tetek bengeknya dalam bentuk anak lucu yang cimuk2 itu.

Oh Tuhanku.... terimakasih sdh mengirim Aria.

2 comments:

Anonymous said...

begitulah kuasa Allah yang setiap saat detik harus kita syukuri,nggak tahu bagaimana sepinya dunia bagi kauma wanita tanpa kehadiran anak dalam hidup kita, mungkin kita bisa pinjam anak tetangga ataupun anak saudara untuk mengisi ruang yang kosong di relung jiwa keibuan kita, tapi kalau bisa memang bersyukur bisa merasakan denyut kehidupan bayi di rahim kita,betapa sejak dua belas minggu mereka dalam rahim ,luar biasa tak ada lagi istilah kesapan dalam hidup ini bagi seorang ibu muda,meskipun karena sesuatu hal harus hidup sendirian di tengah hutan misalnya ,ikatan bathin sudah terjalin dengan indahnya,Ya Allah terima kasih denyutan, tendangan rasanya baru kemarin kurasakan ,Subhanalloh tidak terasa waktu begitu cepat berlalu ,saat itu tiga puluh dua tahun yang lalu saat lepas tiga bulan habis hari perkawinanku ,badanku selalu demam semua membuatku merasa tak nyaman,setiap pagi menggigil dan sungguh saya tidak menyadari apa yang terjadi ,apa sebenarnya terjadi pada diriku ini ya Allah, saya pikir kebahagian sepasang pengantin baru itu akan berlangsung lama dan seruuuu, ternyata apa yang saya alami malah sebaliknya ,tidak ada lagi tawa ria adanya malah hanya penyesalan,kenapa sih harus cepat-cepat kawin ,rugi deh tidak bisa menari seperti yang biasa kulakukan , tak bisa lagi menjadi penyiar radio seperti yang kuinginkan ,padahal ada tawaran temanku orang Toraja itu agar mengisi di radio Kasanova yang terkenal pada waktu itu ,yah habislah sudah masa remaja , tapi dengan adanya makhluk di dalam rahimku sungguh semua angan-angan yang ada hilang semuanya menjadi tak berarti, selain kuliah ,mengajar,sudah tidak ada lagi duniaku yang lain. Enam belas April 1978 lahirlah jagoanku yang pertama kuberi nama Yoga Andrean Alviano yang artinya Anak lelakiku yang kuharapkan membawa penerangan dalam rumahtangga kami selanjutnya,ya Allah terimakasih walaupun jauh dari semua keluarga ,kucoba untuk merawat sendiri buah hatiku yang membuatku semakin menyadari bahwa tugas seorang ibu rumahtangga tidak bisa dibilang gampang.Maafkan saya ibu karena keadaanlah yang membuat diri ini kurang memahami bagaimana seharusnya seorang anak harus bersikap terhadap ibu kandungnya,meskipun sebetulnya semua ini bukan salahmu kenapa diriku harus kau tinggalkan diriku sendiri tanpa bimbinganmu, sudahlah tidak ada gunanya dibandingkan dengan keberadaan anakku saat ini yang tidak saja membutuhkan kehadiranku setiap saat ,saya harus memikirkan bagaimana caranya agar anakku bisa hidup dengan layak ,cukup limpahan kasih cinta dan semuanya dapat kuusahakan dengan harapan kelak dia bisa tumbuh normal seperti anak-anak lainnya.

Anonymous said...

begitulah kuasa Allah yang setiap saat detik harus kita syukuri,nggak tahu bagaimana sepinya dunia bagi kauma wanita tanpa kehadiran anak dalam hidup kita, mungkin kita bisa pinjam anak tetangga ataupun anak saudara untuk mengisi ruang yang kosong di relung jiwa keibuan kita, tapi kalau bisa memang bersyukur bisa merasakan denyut kehidupan bayi di rahim kita,betapa sejak dua belas minggu mereka dalam rahim ,luar biasa tak ada lagi istilah kesapan dalam hidup ini bagi seorang ibu muda,meskipun karena sesuatu hal harus hidup sendirian di tengah hutan misalnya ,ikatan bathin sudah terjalin dengan indahnya,Ya Allah terima kasih denyutan, tendangan rasanya baru kemarin kurasakan ,Subhanalloh tidak terasa waktu begitu cepat berlalu ,saat itu tiga puluh dua tahun yang lalu saat lepas tiga bulan habis hari perkawinanku ,badanku selalu demam semua membuatku merasa tak nyaman,setiap pagi menggigil dan sungguh saya tidak menyadari apa yang terjadi ,apa sebenarnya terjadi pada diriku ini ya Allah, saya pikir kebahagian sepasang pengantin baru itu akan berlangsung lama dan seruuuu, ternyata apa yang saya alami malah sebaliknya ,tidak ada lagi tawa ria adanya malah hanya penyesalan,kenapa sih harus cepat-cepat kawin ,rugi deh tidak bisa menari seperti yang biasa kulakukan , tak bisa lagi menjadi penyiar radio seperti yang kuinginkan ,padahal ada tawaran temanku orang Toraja itu agar mengisi di radio Kasanova yang terkenal pada waktu itu ,yah habislah sudah masa remaja , tapi dengan adanya makhluk di dalam rahimku sungguh semua angan-angan yang ada hilang semuanya menjadi tak berarti, selain kuliah ,mengajar,sudah tidak ada lagi duniaku yang lain. Enam belas April 1978 lahirlah jagoanku yang pertama kuberi nama Yoga Andrean Alviano yang artinya Anak lelakiku yang kuharapkan membawa penerangan dalam rumahtangga kami selanjutnya,ya Allah terimakasih walaupun jauh dari semua keluarga ,kucoba untuk merawat sendiri buah hatiku yang membuatku semakin menyadari bahwa tugas seorang ibu rumahtangga tidak bisa dibilang gampang.Maafkan saya ibu karena keadaanlah yang membuat diri ini kurang memahami bagaimana seharusnya seorang anak harus bersikap terhadap ibu kandungnya,meskipun sebetulnya semua ini bukan salahmu kenapa diriku harus kau tinggalkan diriku sendiri tanpa bimbinganmu, sudahlah tidak ada gunanya dibandingkan dengan keberadaan anakku saat ini yang tidak saja membutuhkan kehadiranku setiap saat ,saya harus memikirkan bagaimana caranya agar anakku bisa hidup dengan layak ,cukup limpahan kasih cinta dan semuanya dapat kuusahakan dengan harapan kelak dia bisa tumbuh normal seperti anak-anak lainnya.