Monday, December 24, 2007

DItampar

Hari Sabtu kemarin, gue ikut rombongan ibu2 yang nonton Perempuan Punya Cerita di Blitz. Film itu edan. Gue merasa spt ditampar. Sakit, tp perlu biar sadar.

Yg plg menampar adalah cerita no.2, Cerita Yogyakarta. Tentang anak2 ingusan yg sdh menganggap seks sbg kebutuhan hidup yg harus disalurkan lewat hubungan seksual. Duh. Latar keluarga mereka baik2, mereka jg sekolah, dan mrk bukannya nggak tau adanya safe sex, tp mrk males pakai kondom, dan seringnya sih make love after drugs. Sampe akhirnya ada di antara mrk yg hamil, tp bingung bapaknya siapa krn pernah sekali waktu mrk melakukan giliran. Edan. Akhirnya? Cowok2 itu mengundi siapa yg harus dadi manten. Semprul. Habis nonton, ada makan2 di Alun2. Vivian, yg nulis cerita Yogya cerita kalau dia sblm nulis survey dulu. Dan kalau mau nurutin hasil riset, yg di yogya itu sebetulnya anak2 SMP! Aduh mak. Gimana ya? Masak iya anak2 kita digembokin aja biar nggak terpengaruh hal2 negatif? Ok. Memang tdk semua anak begitu. Tapi bukankah seharusnya tidak ada anak yg kisruh begitu? Mrk kurang apa ya? Seram. Seram. Seram.

Yg juga membekas di hati adalah cerita ke-4, ttg perempuan yg ketularan HIV dr suaminya. Setelah lari2 dari kejaran mertua yg ingin ambil anaknya, akhirnya ga tahan jg, jd ngalah, krn mau ga mau kan hrs mikir diri sendiri dulu. Susan mainnya bagus. Keliatan ada ikatan batin sama anaknya. Jadinya? Baru juga mulai 3 menit, gue sdh menangis. Atau krn gue jg punya anak, jd bisa merasakan kesedihannya?

Film2 itu bagus. Hanya memang nggak tau nanti reaksi masyarakat gimana. Skrg saja, di BSF pasti dibabat habis. Gue jg ngerti sih, masyarakat yg tdk siap menerima realita pasti akan terhenyak, trus buntut2nya marah. Pdh, kalau mau tenang dulu, nggak perlu marah. Kita kan nggak boleh selamanya berpikir bahwa tidak semua anak begitu, masih banyak anak2 yg baik, masih banyak orang tua yg peduli, dst dst. Betul. Tp kita juga harus mulai mikir, kenapa ada yg begini2. Dan mestinya kita bisa berbuat sesuatu supaya hal yang ajaib2 ini nggak makin parah.

No comments: