Saturday, June 06, 2020

Traditional Cloth

Entah sejak kapan... gue tertarik dgn kain2 batik. Tanpa peduli batik tulis atau batik cap atau kain-motif-batik... kalau suka ya dibeli. Dari jaman kuliah, sdh punya terusan batik. Sementara banyak orang hanya pakai batik kalau untuk kondangan (terutama bapak2).

10 tahun lalu gue sudah pakai kain batik ke kantor. Atasannya pakai t-shirt dan cardigan. Pakai boot. The first time we met, I wore one of my fine silk collection, if you still remember :)

Trus beberapa tahun belakangan, punya kesempatan ke tempat2 pengrajin batik. Hanya beli2 aja sih, niatnya mau dijahit jadi baju, tapi setelah membayangkan proses menggambar mori, membatik, mewedel, melorod... kok ya sayang kalau kain ini digunting. Akibatnya? Kain2 itu menumpuk dgn manis di lemari. Kalau yg sutra, sempat dipakai ke kondangan juga sih, dengan kebaya manis atau seragaman.

Baru sejak tahun lalu, atau dua tahun lalu... sejak pindah ke TJP, pas juga orang2 sedang "melek batik" dan menggiatkan kebaya. Sampai ada tagar #selasaberkebaya. Krn gue nggak punya banyak kebaya, jadi ya gue ramaikan dengan #selasaberkain. Hehehe.... Dan kalau ngantor, seringnya mix kain batik dgn sneaker. Lucu lhoooo.... Hanya yg jadi PR kalau mau sholat. Kain2 ini bikin gue susah duduk tahiyat. Ya ampun. Gadis2 kraton itu dulu gimana ya kalau mau sholat? Jd kalau pas berkain, mau sholat... ya gue ganti dulu pakai sarung.... Sering jadi bahan ketawaan sih kalau pas ada yg barengan sholat. Bodo amat deh ah. Oh ya, agak ribet juga kalau mau pipis, krn gue nggak suka kain yg nggak rapi. Jadi? Terpaksa ucul2 semua, lalu setelah selesai hajat, dipakai lagi pelan2. Keribetan yg sukarela dijalani demi menunjukkan kalau gue bangga jadi perempuan Indonesia (dan sangat bangga lahir sebagai perempuan Jawa tempat batik2 ini berasal).

Dan... baru sadarlah gue kalau koleksi gue cukup banyak. Mungkin kalau digelar semua, bisa menutup satu lapangan kasti. Hahahaha....

Gue punya apa saja? Ada batik Indramayu, batik Lasem (ini banyak banget, ada kali 10 pcs), batik Bayat, batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Gresik, batik Madura, dan tentu dari Solo & Yogya (meski sering nyaru juga sih yg mana kalau dua ini krn sama2 warna sogan). Batiknya warna-warni, seru dan ceria.

Tadi pagi, nyokap sedang ritual bulanan ngeluarin kain2 batik dari lemari. Sudah sering sih lihat batik2 lama nyokap, tp kok kurang tertarik krn warna2 yg monoton khas batik orang dulu. Tapi tadi baru lihat ada batik lawasan. Yg memang sudah lawas, wong itu dibatik sendiri sama almarhumah eyang putri.... Gue pakai... kok lucu. Trus gue liatin nyokap. "Ya udah bawa sana, wong aku ya nggak pakai. Dua kain yg lain kan sudah dibawa sama ibunya Jawa. Kemarin buat main kemah2an." Ladalah....

Jadi gue tiba2 beride untuk ke kantor pakai kain aja. Nah kan... makin ga kepakai deh segala gaun2 gue. Hehehehe....


1 comment:

Anonymous said...

Good for you...
If you can read this, wish something wonderful is happening to you.
Stay safe and healthy in this difficult time..