Tuesday, August 22, 2017

Nyeri di Ulu Hati

Ada rasa nyeri di ulu hati, ketika melihat foto-foto itu, kamu. Dengan mereka. Dan aku tidak di sana, tentu saja. Rasa nyeri itu terasa menggigit. Kadang samar saja, seperti angin yang keluar dari mesin pendingin ruangan. Tapi seringkali begitu jelas, hingga bulu kudukku berdiri.


Nyeri itu tidak hilang, meski aku sudah berusaha bersenang-senang. Kucoba banyak hal baru, bertemu banyak orang yang selama ini tak kukenal. Kami melakukan banyak hal yang selama ini tak pernah kupikir akan kulakukan (Atau mungkin selama ini aku menunggu. Berharap punya kesempatan melakukannya denganmu. Yang ternyata sia-sia saja ditunggu). Apapun, nyeri itu tidak hilang juga meski aku pikir aku sudah bergembira ria.

Rasa nyeri itu kemudian semakin menjadi, datang dan pergi sesukanya. Karena apa pun yang terlihat, terdengar, terasa... seringkali membawa pikiranku kepadamu. Terlebih ketika aku bersendiri. Juga ketika melewati beberapa tempat yang dulu sering menjadi kesukaan kita. Kita. Kamu dan aku. Kita, yang saat ini, ternyata menimbulkan rasa nyeri di ulu hati.

Aku tahu rasa nyeri ini tidak ada obatnya. Tanpa harus konsultasi dokter, aku berkesimpulan begitu. Rasa nyeri ini hanya akan hilang, seiring dengan perginya bayang-bayangmu. Jadi, mungkin tidak sekarang. Karena aku masih belum bisa melepaskan seluruh ingatan tentang kamu.

Baiklah, aku akan berteman saja dengan rasa nyeri ini. Rasa nyeri di ulu hatiku. 

No comments: