Tuhan yang baik, terima kasih ya, sudah memberi warna cemerlang dalam hidup saya,. Alhamdulillah.
Weekend kemarin ditutup dgn keharusan "berpikir-pikir lama" gara2 curhat teman sehari sebelumnya. Jadi dia dan suaminya sedang bermasalah. Spt juga banyak pasangan yg sedang diuji cinta kasihnya, ada perempuan lain dalam hidup pernikahan mereka. Sayangnya, perempuannya nggak cuma satu. Alias banyak. Dan nggak oke. Entah dari mana asalnya atau gimana bentuknya jadi nggak penting, yang penting perempuan itu menularkan penyakit. Tuhanku, maafkan maafkan maafkan semua manusia yg ngawur2 ya.
Nah, organ tubuh perempuan yang bentuknya menadah tentu mudah tertular penyakit. Meskipun selama ini teman gue cukup bersetia pada suaminya, begitu ada penyakit kelamin yg dibawa suaminya entah dari mana... istri yg kebetulan teman gue, terkena. Nggak kebayang sakitnya. Fisik dan batin. Sudahlah diselingkuhi dan dikasih oleh2 penyakit pula. Bayangan hrs menutup hari dgn tatapn mata (nista) dokter SPKK sungguh nggak menarik buat dipikirin.
Oke, teman gue itu dari keluarga mapan. Menikah dgn anak keluarga yg sangat berada, saat ini mereka tinggal di kawasan elit ibukota. Tinggal dalam cluster yang isinya beberapa rumah2 yang semua milik keluarga. Selain tanah cluster tersebut, keluarga mereka punya juga beberapa bidang tanah lain. Semua di kawasan utama ibukota. Seperti umumnya keluarga berada, ada lebih dari dua mobil di garasi rumah mereka. Selain penampakan yg tajirudin itu, teman gue ini juga terlihat bahagia, dgn dua anak yg sdh gede2. Menikah bertahun2, di usia yang mau 50, pasti yg diharapkan ya hidup tenang2 sajalah. Gonjang ganjing hura2 sdh lama banget (harusnya) masuk kotak kenangan. Harusnya skrg hanya tinggal ngantor biasa, sambil nemenin anak nerusin sekolah yg nggak akan lama lagi selesai. Sambil liburan sesekali. Belanja2 secukupnya. Senang2 sama keluarga. Mau apa lagi?
Tapi ternyata itu hanya tampak luar. Di dalamnya ya tadi itu, ada api dalam sekam berbentuk perempuan lain. Dari cerita curhat kemarin, perempuannya kayaknya nggak bener, dalam arti bukan yg serius mau mencintai. Tapi model yg mau duit laki2 saja. Ya.... kalau lihat sampai ada penyakit, mestinya sih bukan perempuan beres ya.
Nggak urusan sama perempuan lainnya itu, yg gue bayangkan adalah kehidupan teman gue. Apa yg dia lakukan dalam keseharian? Di mana dia terlewat, sampai suaminya bisa ucul mabur ngawur2an? Adakah andil dia yg membuat suaminya jd nggak bener? Sebetulnya, apa yg dicari pasangan itu dalam hidup pernikahan? Kenapa materi yg banyak itu nggak dipakai utk bergembira sama keluarga saja, timbang dihambur2kan buat perempuan yg ga jelas? Ada apa dalam pikiran laki2? Dan banyaaaaak banget pertanyaan2 lain.
Ketika gue harus menyudahi masa berpikir2 lama... krn sdh waktunya tidur.... nggak ada satu pun pertanyaan itu yg bisa gue jawab. Akhirnya gue pun hanya bisa bersyukur. Berterima kasih pada Tuhan atas apa pun yg Dia berikan pada gue. Jika memang Dia tidak mengizinkan gue bersuami pun, itu pasti rencanaNya yg paling baik. Alhamdulillah. Terima kasih Tuhan, atas segala karuniaMu.
No comments:
Post a Comment