Dalam daftar kelebihan-kekurangan yang kubuat untuknya, salah satu kelebihannya adalah ia paham bahwa bantuan sekecil apa pun akan bisa mencuri hatiku.
Ketika dia lihat botol air mineral di tanganku masih rapat, segera dia ambil dan buka segel plastiknya. Dia buka tutupnya, lalu botol itu ia kembalikan padaku.
Melihatku berjinjit di depan lemari dapur, ia akan segera menghampiri dan bertanya, "Kamu perlu apa?" Sambil berjalan mendekat, dia ambil tangga kecil, dia letakkan dekat kakiku. "Mau aku ambilkan, atau kamu tetap mau cari sendiri?" Ia memang jauh lebih tinggi, sehingga dengan mudah bisa menemukan botol rosemary di antara jajaran macam-macam botol bumbu di lemari dapurku.
Saat mobilku memasuki tempat parkir, ia menghentikan apa pun yang sedang ia lakukan. Jika setelah parkir aku membuka bagasi, ia akan serta merta mengambil alih membawa apa pun yang aku ambil. "Sudah, kamu tunggu saja di dalam."
Hal-hal sederhana seperti membukakan pintu atau membawakan tas belaja, ia lakukan dengan gembira. Dan ia lakukan semuanya seolah sudah terbiasa begitu. Seperti sudah seharusnya begitu. Tanpa banyak bicara, tanpa bertanya-tanya. Sederhana, memang. Tapi buatku, yang selama ini terbiasa melakukan segalanya sendiri, justru hal-hal kecil itulah yang menyenangkanku.
Dia memang hadir untuk membuat hidupku lebih mudah.