Friday, May 26, 2017

Puasa

Selamat datang bulan suci Ramadhan. Alhamdulillah dipertemukan lagi. Terima kasih, ya Allah.

Semoga bulan ini bisa menjadi masa kontemplasi yg panjang. Istirahat sambil berpikir (& berdoa). Mencari jawaban atas semua pertanyaan yg selama ini tersimpan. Semoga lancar. Aamiin.

Selamat puasa, teman2. Damai selalu.

Wednesday, May 24, 2017

Not A Fairy Tale

The first time we met, you hand carried a very big bouquet of roses. Since then, you sent a lot of them everywhere I worked. To 3 places to be punctual. Sometimes you just showed up in the middle of the day, asking me out to have a quick lunch, before you headed back to your place, in another city (or later on, another country).

Several times, you were at my office, without letting me know in advance. It was a very beautiful surprise. 

I will never forget the day you made me gasped by showing up on one event held by government institution, when I won something for my writing. You asked me to stand up, so you can see me among the crowd. How lovely.

The long, big and tight hug on my birthday last year was one of  the moments I will treasure. It will stay forever in my head, along with other times when you suddenly appeared in front of me. Those moments will warm my heart forever. I never felt to be loved the way you made me feel.

I really wish you will do those surprises again. I wish my cell phone will beep with your message to meet you somewhere for a nice talk over coffee. But I know I can only wish. I guess I should start to learn not to think of you as the prince charming to my cinderella anymore. 




Tuesday, May 23, 2017

Semua akan Indah pada WaktuNya

....
Waktu takkan pernah mengulang
Dan rahasia kan menyapa
Tanpa salah

Di hari yang ditentukan
Dilahirkan
Ditemukan
Dan dipisahkan....

(Semesta - Maliq & d'Essentials)

Monday, May 22, 2017

Merindu

Adakah yang bisa mengukur rindu?
Sedalam apa?
Sepanjang apa?
Tidak ada yang bisa menakarnya
Mungkin juga tidak perlu direka-reka

Jumpai saja 

Karena rindu hanya bisa hilang
Ketika bertemu.


Wednesday, May 17, 2017

Ternyata....

Pernah nggak, merasa sudah melakukan sesuatu, sudah menyelesaikannya... ternyata belum? Rasanya konyol. Gue kemarin merasa begitu.

Setelah hampir 13 tahun berpisah, dan secara legal 12 tahun bercerai... gue pikir gue sudah berdamai dgn keadaan. Ya... maksudnya... gue pikir gue sudah bisa menerima apalah konsekuensi dari perceraian itu. Apa pun. Termasuk menghadapi orang2 yg nggak sepaham, teman2 yg kaget, atau lingkungan yg kepo. Dan yg utama tentu menerima kalau bapaknya anak gue memang sdh selayaknya dicoret dari daftar hadir.

Gue pikir gue sudah kelar dalam urusan itu.

Ternyata belum lho. Dan mungkin memang nggak akan bisa.

Sekian lama, kami hanya ketemu setahun sekali di acara Idul Fitri. Kalau Aria ultah, dia akan langsung telepon anaknya. Kalau Aria nggak cerita, ya gue nggak tahu. Kado... Aria sdh nggak mengharap. Kunjungan? Halah... sudah lupa kayaknya anak gue dgn kunjungan2 bapaknya. Sama seperti gue sudah melupakan kewajiban dia soal tunjangan anak yg nggak pernah dipenuhi. Uang sekolah yg dulu pernah dijanjikan (sampai setinggi apa pun), nggak hadir2 juga hahahaha....

Lalu tiba2 bbrp hari lalu dia kirim uang. Jumlahnya nggak banyak (apalagi dibanding "utang" kewajiban dia selama ini). Dan itu nggak penting buat gue. Yg ternyata penting, kiriman itu mengejutkan (selain perlu disyukuri). Reaksi Aria pun lucu sekali. Dia senang banget waktu gue bilang ada kiriman uang. Meskipun seperti biasa... dia nggak terlalu merasa uang itu penting banget dalam hidupnya... jd dia seneng aja. Tp nggak lalu minta atau gimana2. Gue suruh dia sms bapaknya, bilang terima kasih. Dan kata Aria, "Ayah janji mau kirim lagi."

Alhamdulillah.

Mungkin gara2 kiriman itu, gue jadi kepikiran lagi sama bapaknya anak gue. Bukan mikir yg gimana2 sih. Cinta? Sdh habis. Nggak pengen balik juga lah. Entah apa yg gue pikir ya... sampai kemarin, di jalan pulang dari kantor... radio tiba2 muter lagu jadul. And that is when the sweet memories kicked in. Gue tiba2 mewek. Nangis sejadi2nya. Sampai tersedu2 kyk waktu patah hati dulu. Halaaaahhh... kenapa ini....

Nggak tahu ada apa ya? Tiba2 nangis aja. Kayaknya gue nggak pernah nangis sampai segitunya.

Setelahnya gue baru mikir... jangan2 ada unfinished business.... Apa iya?

Hmmm....

Nggak tahu apa. Nggak tahu juga harus benerinnya dari mana. Ya ampun... setelah sekian lama... harus beres2 lagi. Artinya kan harus buka2 "kotak ajaib" lagi. Kebayang lelah hatiku.... Wedew. Pelik amat sih. Tapi gimana dong? Apa dibiarin aja ya?

Embuh wis.     

Friday, May 12, 2017

Mind You?

Apa salahnya jadi single mom?

Oke... oke... apa salahnya jadi janda (yg bercerai)?

Pertanyaan ini sudah lamaaaa banget nggak pernah hadir. Tp gara2 kemarin ketemu teman2 nyokap, mau nggak mau jadi hadir kembali. Apa salahnya?

Gara2nya setiap salaman, dgn siapa pun... apakah tante atau bude atau om atau pakde... teman2 nyokap yg sdh lamaaaa sekali nggak ketemu.... pertanyaan berikut adalah, "Masih betah single?" Atau ada yg lebih nekad lagi dengan langsung cap cus 'jualan' sepupunya, anaknya sahabatnya, atau tetangganya. Yg gue ga tahu di belahan dunia mana... yg mungkin kenalan aja belum tentu mau (huh. Kibas rambut. Pongah dan congkak :D).

Pertanyaan dan selorohan itu jadi bikin gue tanya2 lagi: apa salahnya jadi janda?

Setelah hampir 13 tahun sendirian (ada Aria ding), rasanya kok kosakata "menikah lagi" semakin jauh dan jauh saja. Bbrp tahun lalu memang sempat pengen punya pasangan lagi. Pacaran lagi. Melawati masa berantem-putus-sambung-putus lagi. Seru juga...

Tapi lalu, setelah sekian lama nggak jadi2 juga... mulai kepikiran: memang perlu ya menikah lagi? Perlu apa sebenarnya? Mau apa?

Kok ya kebetulan bbrp bulan terakhir ini dengar2 soal teman2 dekat yg bermasalah dgn perkawinannya. Kalau  masih saling cinta, ada aja masalah lain seperti finansial atau urusan anak, yg bikin hubungan mereka goncang. Skala goncangnya dari yg ringan sampai berat. Tapi tetap aja goncang. Malesin.

Kalau dengar2 yg begitu, alangkah nikmatnya hidup gue (berdua anak gue). Apa2 ya dipikir sendiri. Mau beli sepatu, tinggal hitung saldo ATM. Masih cukup? Beli. Mau bangun siang di tanggal merah, nggak ada yg melarang. Bangun jam 8. Yoga jam 9. Mandi jam 10. Jam 11 tidur lagi? Boleh aja. Mau mogok masuk dapur ya terserah aja... hahaha... selama masih ada gofood, artinya Aria masih punya pengasup ransum. Aman dunia gue.

Nah, dengan segala kenikmatan duniawi semacam itu... apa ya masih perlu punya pasangan (lagi)?


Friday, May 05, 2017

Surprise

It can be as simple as a one line text. Saying that he sent me something. Wow.

Thursday, May 04, 2017

SE-LA-LU

Selalu ada yg lebih penting. Pekerjaan. Perasaan. Mereka.






Sepertinya aku ngga penting2 amat.